Menanggapi hal itu, pria yang akrab disapa Boy Thohir itu menilai, seharusnya film yang digarap rumah produksi Watchdoc yang sudah ditonton 21 juta viewers di YouTube itu mengedepankan prinsip keberimbangan (cover both side).
Ia menyayangkan film dokumenter Sexy Killers tidak menampilkan pernyataan dari Adaro Energy. "Kan musti cover both side, lihat dulu itu bisa dipertanggungawabkan gak, sourcenya dari mana, kedua sebelum mengutip, tanya dulu kepada kita," ujar Boy Thohir, di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Boy menyebut, penggunaan energi batu bara saat ini masih sangat dibutuhkan, mengingat untuk menerapkan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia secara komersial, butuh waktu. Batu bara juga saat ini menjadi salah satu source of energy paling efisien dan murah ketimbang sumber energi yang lainnya.
"Misalnya di Indonesia tutup semua PLTU, gantinya apa? Kita akan ke arah sana, energi baru terbarukan, step by step karena memang ada waktunya, ada saatnya," ungkapnya.
Tidak hanya menyinggung Adaro, dari 92 menit waktu penayangan Sexy Killers, muncul nama Luhut Binsar Pandjaitan sebagai salah satu pengusaha dan elit yang berada di balik tambang batu bara yang dinilai oleh Dandhy Cs lebih banyak mudarat ketimbang manfaatnya. Terkait namanya yang disebut di film tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pun buka suara. "Gak bener lah itu, kurang kerjaan itu," ujarnya, Senin (22/4/2019).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan juga menanggapi soal film ini. Jonan mengaku belum menyaksikan film berdurasi 1,5 jam ini. Namun, ada hal lucu yang dilontarkan oleh terkait film tersebut.
"Tulisannya kan Sexy Killers, di rumah saya mau buka (filmnya), tapi takut juga, nanti dilihat istri waduh dikira nonton apa itu kok ada 'sexy-sexy'-nya, jadinya batal deh mau nonton. Nanti saja saya tontonnya," kelakar Jonan ketika dijumpai usai mencoblos di TPS 099, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Kendati demikian, ia menegaskan, selama dirinya bertugas di ESDM, ia sudah membuat peraturan, jika tidak ada komitmen, misalnya ada jaminan reklamasi, tambang itu tidak akan digubris, termasuk semua perizinan yang terkait pertambangan. "Karena saya sudah bilang ke semua pemegang konsesi tambang, mereka harus melakukan kegiatan reklamasi dan konservasi lingkungan sesuai dengan peraturan. Arahan presiden juga begitu," tuturnya.
"Saya yakin, Kementerian LHK mendorong hal yang sama. Saya harap LHK juga jauh lebih keras untuk penegakan hukumnya karena penegakan hukum merupakan wewenangnya," pungkas Jonan.
Simak, ini mimpi Boy Thohir untuk ubah wilayah paska tambang jadi potensi wisata
[Gambas:Video CNBC] (gus)
http://bit.ly/2XWn9pk
May 01, 2019 at 01:06AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Heboh Film Sexy Killers, Bos Adaro: Tidak Imbang"
Post a Comment