Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis mengatakan perusahaan selalu berminat melakukan akuisisi tambang sebagai motor penggerak bisnis alat berat dan kontraktor tambang.
"Kami memiliki beberapa parameter untuk menilai tambang ini layak diakuisisi. Ada skala cadangan tertentu yang menjadi standar kami, dan tentu tidak terlalu kecil, baik untuk batu bara dan emas," kata Sara di Jakarta, Selasa (30/04/2019).
Perusahaan juga mempertimbangkan risiko sosial dan geografis dalam rencana akuisisi tersebut. Hanya saja Sara masih enggan memerinci berapa belanja modal yang disiapkan perusahaan untuk mengakuisisi tambang.
Pasalnya, belanja modal sebesar US$ 800 juta tahun ini belum termasuk untuk rencana akuisisi. Induk usaha PT Acset Indonusa Tbk (ACST) ini tengah mempelajari beberapa tambang yang bakal diakuisisi, meski belum ada yang pasti.
Menurut dia, pilihannya adalah tambang batu bara jenis cooking coal atau tambang emas, yang berbeda risikonya dibandingkan thermal coal atau mineral lain.
Coking coal adalah batu bara yang biasa digunakan dalam proses pembuatan coke atau kokas yang dipakai dalam industri pembuatan baja dan besi, sementara thermal atau steaming coal biasa untuk menggerakkan turbin penghasil listrik.
"Kami baru mempelajari beberapa dan belum ada yang pasti. Mineral lain kami pelajari pola risikonya juga seperti thermal, kami mau menjaga kalau ada yang turun dan stabil. Yang stabil ini direpresentasikan oleh cooking coal dan emas Martabe," kata dia.
Pada 4 Desember 2018, United Tractors merampungkan akuisisi tambang emas Martabe di Sumatera Utara.
http://bit.ly/2DFXzgN
April 30, 2019 at 11:18PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "United Tractors Mau Caplok Tambang Lagi, Batu Bara atau Emas?"
Post a Comment