Garibaldi Thohir, Presiden Direktur Adaro Energy menjelaskan nilai dividen yang dibagikan pada tahun ini relatif lebih rendah 20% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang diakibatkan oleh penurunan laba bersih perseroan.
Rinciannya, nilai dividen itu sudah termasuk dividen interim sebesar US$ 75 juta yang telah dibayarkan pada 15 Januari 2018. Adapun, sisa laba bersih akan disisihkan sebagai cadangan atau laba ditahan.
"Walaupun laba bersih turun, Adaro tetap membagikan dividen tunai kepada pemegang saham US 200 juta untuk tahun 2018," kata Garibaldi saat konferensi pers usai RUPST di Raffles Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih Adaro di 2018 mencapai US$ 417 juta atau setara Rp 5,8 triliun. Laba tersebut turun 13,5% dibanding 2017 yang mencapai US$ 483 juta. Dari sisi pendapatan, sebenarnya perusahaan mencatat kenaikan cukup banyak dari US$ 3,2 miliar di 2017 jadi US$ 3,6 miliar.
Namun, dari sisi beban juga tercatat kenaikan signifikan terutama untuk beban lain-lain. Di 2017, beban lain-lain perusahaan hanya US$ 6 juta dan langsung meroket ke US$ 124 juta di 2018.
Selain menyetujui laporan keuangan tahunan dan menunjuk auditor laporan keuangan tahun 2019, rapat juga menyetujui penunjukkan Mohammad Effendi sebagai komisaris independen hingga masa jabatan tahun 2023. Sedangkan jajaran direksi tidak mengalami perubahan.
Berikut komposisi dewan komisaris Adaro Energy terbaru:
- Presiden Komisaris: Edwin Soerjadjadja
- Wakil Presiden Komisaris: Theodore PermadiRachmat
- Komisaris: AriniSaraswatySubianto
- Komisaris Independen: Raden Pardede
- Komisaris Independen: Mohammad Effendi
http://bit.ly/2UTQjnq
April 30, 2019 at 10:23PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Batu Bara Anjlok, Dividen Adaro Turun 20%"
Post a Comment