
Harga minyak Brent kontrak pengiriman Agustus melesat 4,44% ke level US$ 67,01/barel, sedangkan light sweet (West Teas Intermediate/WTI) terbang 4,5% menjadi US$ 60,43/barel.
Penyebabnya adalah stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) yang berkurang hingga 9,5 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 5 uli 2019, berdasarkan data yang dirilis Energy Information Administration (EIA) dini hari tadi waktu Indonesia.
Jumlah penurunan stok tersebut tiga kali lipat lebih besar ketimbang prediksi konsensus analis yang hanya 3,1 juta barel, seperti dikutip dari Reuters. Sebelumnya, kelompok industri minyak yang tergabung dalam American Petroleum Institute juga memperkirakan penurunan stok minyak hanya sebesar 8,1 juta barel.
Kenyataannya, stok minyak turun jauh melebihi ekspektasi.
Hal itu menunjukkan bahwa permintaan minyak di AS masih cukup kuat. Setidaknya tidak seburuk yang dibayangkan.
Selain itu ada pula badai yang diperkirakan akan menerjang Teluk Meksiko akhir pekan ini. Badai tersebut berpotensi membahayakan aktivitas pengeboran minyak di sekitar wilayah Teluk Meksiko.
Perusahaan-perusahaan minyak besar juga telah mulai melakukan evakuasi dan menghentikan produksi.
"Dengan adanya evakuasi di beberapa fasilitas pengeboran [minyak] di Teluk Meksiko akibat badai tropis, produksi akan terhambat," ujar Andrew Lipow, dari Lipow Oil Associates, dikutip dari Reuters.
Kombinasi antara permintaan yang kuat dan hambatan produksi tentu akan membuat neraca fundamental (pasokan-permintaan) jadi timpang.
Sesuai hukum ekonomi, kenaikan permintaan akan menyebabkan kenaikan harga pula. Alhasil pelaku pasar banyak memborong kontrak pembelian minyak.
Kenaikan harga minyak punya dampak buruk bagi rupiah, karena dapat membebani neraca transaksi berjalan. Pasalnya hingga hari ini, Indonesia masih menjadi negara net-importir minyak untuk memenuhi kebutuhan energi.
Kala harga minyak naik, beban impor juga meningkat.
Namun setidaknya pada perdagangan hari ini harga minyak sudah mulai stabil.
Hingga pukul 08:30 WIB, harga Brent kontrak pengiriman September melemah tipis 0,03% ke level US$ 66,99/barel. Sedangkan harga minyak WTI kontrak pengiriman Agustus naik 0,15% menjadi US$ 60,52/barel.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)
https://ift.tt/2NMz09e
July 11, 2019 at 04:00PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cadangan AS Menipis, Harga Minyak Dunia Melesat 4%"
Post a Comment