Namun, memasuki sesi dua, IHSG bisa merangsek ke zona hijau walau harus berkali-kali kembali ke zona merah sebelum akhirnya ditutup menguat. Per akhir sesi dua, IHSG menguat 0,21% ke level 6.390,51.
IHSG sukses menguat kala seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak terjebak di zona merah: indeks Nikkei tercatat turun 0,86%, indeks Shanghai melemah 0,67%, indeks Hang Seng jatuh 1,31%, indeks Straits Times terkoreksi 1,4%, dan indeks Kospi berkurang 0,69%.
1. Duniatex Mulai Gagal Bayar, Ini Langkah dari Eximbank
Mencuatnya kasus gagal bayar obligasi oleh perusahaan tekstil Duniatex Grup membuat banyak kreditor lebih berhati-hati menyalurkan pembiayaan. Hal ini juga dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.
Saat ini, Indonesia Eximbank menyalurkan total pinjaman sebesar Rp 3,04 triliun terhadap Duniatex Group. Secara rinci, terdiri dari Rp 2,12 triliun berupa kredit modal kerja (KMK) pinjaman jangka pendek (di bawah setahun), Rp 755,88 miliar berbentuk pinjaman jangka panjang, dan Rp 173,19 miliar berbentuk porsi jangka pendek dari pinjaman bank jangka panjang. Totalnya Rp 3,05 triliun.
2. Pengelola SCBD Delisting Karena Tak Penuhi Aturan Bursa
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD) memilih untuk menghapuskan pencatatan sahamnya (voluntery delisting) lantaran perusahaan ini tak memenuhi ketentuan pencatatan di bursa dalam hal jumlah pihak pemegang saham.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan perusahaan tak memenuhi aturan bursa dan sudah pernah disurati bursa karena dinilai tak memenuhi persyaratan bursa.
3. Sebelumnya Rugi, Laba Asuransi Tugu Meroket Jadi Rp 238,15 M
Laba PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) meroket pada semester I-2019. Anak usaha Pertamina ini mengantongi laba tahun berjalan senilai Rp 238,15 miliar, meroket dari posisi kerugian Rp 7,8 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
4. Paruh Pertama 2019, Laba Bank Mega Naik 31% Jadi Rp 891 M
PT Bank Mega Tbk (MEGA) pada paruh pertama tahun 2019 berhasil mencatatkan performa keuangan yang memuaskan.
Perseroan berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 30,76% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 891,39 miliar, dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 691.72 miliar.
5. KRAS Kolaps Dihantam Baja China, Pabrik Baja Ini Malah Laba
Nasib industri baja di tanah air tak semuanya suram karena tergantung sektornya apakah upstream di hulu atau midstream di hilir. Sialnya pemain industri upstream seperti PT Kratakatau Steel (KRAS) sedang berdarah-darah, pemain di sektor hilir seperti produk pipa justru mendapatkan cuan.
Chief Strategy Officer PT Steel Pipe Industry Of Indonesia, Johanes Wahyudi Edward bercerita sektor mid-stream seperti produk-produk pipa untuk keperluan infrastruktur yang dikelola perusahaan relatif tak signifikan dari serbuan baja China.
6. Laba Melesat 27%, Ini Alasan Asing Borong Saham Telkom
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), market leader di industri telekomunikasi, mulai menorehkan kinerja keuangan yang memuaskan di mana laba bersih tumbuh dua digit. Tampaknya inilah sentimen yang mendorong perseroan.
TLKM membuktikan dapat beranjak dari keterpurukan yang dicatatkan tahun lalu. Sepanjang semester pertama tahun ini, total pendapatan perusahaan tumbuh 7,73% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 69,35 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 64,37 triliun.
7. Laba Amblas, Bos Astra Agro: Harga CPO Belum Stabil
Manajemen PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) angkat bicara menjelaskan kinerja semester I-2019 yang mengalami tekanan di tengah situasi industri sawit yang belum kondusif.
Presiden Direktur Astra Agro, Santosa mengatakan penurunan kinerja anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) tersebut dinilai wajar karena situasi industri yang sedang tertekan dan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang belum akan stabil dalam waktu dekat.
8. Gara-Gara Holcim, Laba Semen Indonesia Anjlok 50%!
Laba bersih PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) pada semester I-2019 anjlok lebih dari 50% yang disebabkan karena utang yang membengkak dalam rangka mengakuisisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB).
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan hari ini, induk dari holding BUMN semen ini hanya mencatatkan laba bersih semester I-2019 Rp 484,78 miliar, dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp 971,34 miliar.
(tas)https://ift.tt/2LZR0eX
August 01, 2019 at 03:23PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Duniatex Gagal Bayar, Laba Semen Indonesia Amblas 50%"
Post a Comment