Nilai laba per saham juga ikut naik menjadi Rp 58/saham dari sebelumnya senilai Rp 53/saham.
Kenaikan laba bersih ini salah satunya didongkrak oleh naiknya pendapatan perusahaan sebesar 3,17% menjadi Rp 50,71 triliun. Naik dari pendapatan perusahaan sepanjang Januari-Juni 2018 yang sebesar Rp 49,15 triliun.
Selain itu, perusahaan juga mengalami kenaikan penghasilan keuangan menjadi Rp 649,29 miliar di akhir Juni 2019, naik dari Rp 440,05 miliar di akhir Juni 2018.
Di akhir periode ini aset perusahaan tercatat mengalami penurunan. Aset berjumlah sebesar Rp 43,11 triliun, turun dari Rp 46,60 triliun di akhir Desember 2018 lalu.
Turunnya jumlah aset ini ditenggarai berasal dari turunnya jumlah aset karena adanya penurunan jumlah kas dan setara kas dalam periode enam bulan dari akhir Desember 2018 ke akhir Juni 2019 menjadi Rp 13,75 triliun dari Rp 15,51 triliun.
Kondisi ini menjadi jumlah aset lancar menjadi Rp 33,61 triliun, turun dari Rp 37,83 triliun. Sedang aset tak lancar bernilai sebesar Rp 9,49 triliun.
Jumlah total liabilitas perusahaan naik menjadi Rp 14,62 triliun dari Rp 11 24 triliun secara year to date (ytd).
Manajemen perusahaan menyebutkan kenaikan liabilitas sebesar 30,1% atau Rp 3,4 triliun ini disebabkan oleh kenaikan utang cukai sebesar Rp 4,9 triliun berdasarkan pertaturan Menteri Keuangan No. 57/PMK.04/2017 terkait restorasi fasilitas penundaan pembayaran atas pembelian pita cukai pada akhir tahun.
Jumlah liabilitas ini terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp 12 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp 2,62 triliun.
Sedang ekuitas perusahaan di akhir Juni 2019 ini tercatat turun menjaid Rp 28,48 triliun dari posisi akhir tahun lalu yang senilai Rp 35,35 triliun. (hps)
https://ift.tt/2YnhiJz
July 29, 2019 at 04:17PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penjualan Naik Tipis, Laba Sampoerna Tumbuh 10% ke Rp 6,7 T"
Post a Comment