Tak mulusnya negosiasi dagang AS-China menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham China dan Hong Kong. Untuk diketahui, pada hari Selasa (30/7/2019) kedua negara menggelar negosiasi dagang di Shanghai.
Negosiasi tersebut berakhir kemarin (31/7/2019). Namun, melansir Reuters, negosiasi yang digelar kemarin berakhir lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Sejatinya, kedua belah pihak mendeskripsikan bahwa negosiasi dagang selama dua hari tersebut berlangsung konstruktif. Namun, kedua pihak sama-sama tak mengumumkan langkah konkret apapun yang akan diambil guna mempercepat penandatanganan kesepakatan dagang.
Malahan, terdapat perbedaan yang signifikan dari pernyataan kedua negara terkait dengan langkah konkret tersebut. Pihak AS menyebut bahwa China kembali menyatakan komitmennya untuk membeli produk agrikultur asal AS dalam jumlah yang lebih besar, sementara pihak China hanya menyebut bahwa delegasi kedua negara mendikusikan hal tersebut tanpa menyebut adanya komitmen apapun.
Terkait dengan negosiasi di hari kedua yang berakhir lebih cepat dari jadwal, patut dicurigai bahwa hal tersebut disebabkan oleh panasnya pihak China dalam merespons serangan dari Presiden AS Donald Trump.
Pada hari Selasa, Trump menyerang China dengan mengatakan bahwa China belum membeli produk-produk agrikultur asal AS. Sebagai informasi, pasca berbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20 di Jepang pada akhir bulan lalu, Trump dan Presiden China Xi Jinping menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup.
Kala itu, Trump menyebut bahwa China setuju untuk membeli produk agrikultur asal AS dalam jumlah yang besar.
"Performa perekonomian China sangatlah buruk, terburuk dalam 27 tahun. Seharusnya, China sudah mulai membeli produk agrikultur dari AS - belum ada tanda-tanda bahwa mereka melakukannya. Itulah masalah dengan China, mereka tidak menepati janjinya," cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump, Selasa (30/7/2019).
Kecurigaan bahwa serangan Trump menjadi faktor dibalik diakhirinya negosiasi dagang AS-China lebih cepat menjadi sangat realistis, mengingat China sudah mengeluarkan respons yang keras atas serangan Trump tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa cuitan dari Trump jelas menunjukkan bahwa AS lah yang terus bertindak "maju mundur" dalam negosiasi dagang.
"Saya meyakini bahwasanya pada saat ini, tidak masuk akal bagi AS untuk mengeksekusi rencananya menekan China sekuat tenaga. Tidaklah berguna untuk menyuruh pihak lain meminum obat ketika Anda sendiri yang sedang sakit," tegas Hua, dilansir dari Reuters.
Dikhawatirkan, negosiasi dagang AS-China yang tak mulus justru akan membuat perang dagang tereskalasi dalam waktu dekat. Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.
Pada pukul 08:45 WIB, Manufacturing China periode Juli 2019 versi Caixin akan diumumkan. Pada pukul 09:00 WIB, bank sentral Hong Kong dijadwalkan untuk merilis tingkat suku bunga acuan terbarunya.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
https://ift.tt/2K6mn5g
August 01, 2019 at 03:46PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Negosiasi Dagang AS-China Tak Mulus, Indeks Shanghai Melemah"
Post a Comment