Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah bergerak turun sepanjang pekan ini. Hebatnya, yield menyentuh posisi terendah dalam lebih dari setahun terakhir. Selama pekan ini, yield obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 1,4 basis poin (bps). Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan. Yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun di penutupan perdagangan akhir pekan tercatat 7,203%. Terendah sejak 6 Juni 2018 atau lebih dari setahun lalu! Pekan lalu, mata dan telinga pelaku pasar mengarah ke Amerika Serikat (AS). Ada dua peristiwa di Negeri Paman Sam yang begitu signifikan menggerakkan pasar keuangan global. Pertama adalah paparan bos Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome 'Jay' Powell di hadapan Komite Perbankan Senat selama dua hari. Pengganti Janet Yellen itu memberikan gambaran proyeksi ekonomi terkini. Pada hari pertama, nada yang keluar dari mulut Powell begitu minor. Suram, gloomy, bak lagu putus cinta. Ini terlihat dari kata ketidakpastian (uncertainty) yang mencapai 26 kali. "Manufaktur, perdagangan, dan investasi begitu lemah di penjuru dunia. Kita memang melihat AS dan China memulai kembali proses negosiasi, tetapi itu tidak menghapus yang namanya ketidakpastian.
"Data-data yang masuk dan berbagai perkembangan yang ada menunjukkan ketidakpastian karena tensi perdagangan dan perlambatan ekonomi global telah dan terus membebani perekonomian AS. Investasi dunia usaha sepertinya melambat," papar Powell di depan Senat AS, seperti diwartakan Reuters.
Paparan Powell menjadi kode keras bahwa The Fed siap menurunkan suku bunga acuan. Kemungkinan Federal Funds Rate akan mulai diturunkan akhir bulan ini, dan diramal terjadi dua kali lagi sampai akhir 2019.
Kode itu semakin terkonfirmasi di pidato Powell pada hari kedua. Bahkan kali ini sudah dengan cukup gamblang menyatakan The Fed mempertimbangkan secara serius untuk menurunkan suku bunga acuan. "Saya rasa kolega-kolega di FOMC (Federal Open Market Committee, komite pengambil kebijakan The Fed) sampai pada pandangan bahwa sudah cukup layak untuk menerapkan kebijakan moneter yang lebih akomodatif.
"Dunia usaha mulai menunda investasinya. Kami melihat investasi melemah setelah cukup kuat pada 2017 dan 2018. Investasi sangat penting, dan sudah terlihat ada perlambatan karena ketidakpastian perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global," papar Powell dalam paparan hari kedua, seperti dikutip dari Reuters.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2) (aji/aji)
Let's block ads! (Why?)
https://ift.tt/2YMMbrX
July 14, 2019 at 04:40PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bunga Surat Utang Pemerintah Turun Pekan Ini, Kok Bisa?"
Post a Comment