Search

Aksi Emiten Pekan Ini: Mundurnya CEO Indosat hingga Rugi KRAS

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup akhir pekan dengan kalimat 'no happy weekend'. IHSG pada perdagangan Jumat (3/5/2019) tercatat mengalami koreksi 0,86% ke level 6.319,46.

Sektor jasa keuangan dan barang konsumsi menjadi 'biang kerok' terjadinya koreksi IHSG. Kondisi ini, membuat pelemahan IHSG menjadi yang terburuk di kawasan Asia.

CNBC Indonesia pun merangkum sejumlah peristiwa yang patut dicermati pelaku pasar sepanjang pekan ini. Berikut rangkumannya, seperti dikutip Sabtu (4/5/2019) :

1. DPK Bertumbuh, Bank OCBC NISP Cetak Laba Q1 Rp 765 M
Bank milik OCBC Bank asal Singapura, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) kembali mencatatkan kinerja dan pertumbuhan yang positif di awal tahun 2019.

Dalam laporan keuangan NISP, pada kuartal I-2019, Bank OCBC NISP berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 15% year on year (YoY) menjadi Rp 765 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 663 miliar.

2. Kredit Tumbuh, Laba Bank Mandiri Q1 Naik 23,4% Jadi Rp 7,2 T
Emiten perbankan BUMN, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melaporkan laba bersih pada kuartal I-2019 naik 23,4% menjadi Rp 7,2 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,9 triliun.

Kenaikan laba bersih Bank Mandiri didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 9,07% menjadi Rp 14.382 triliun, dan penurunan pencadangan (CKPN) sebesar 28,09% menjadi Rp 2,757 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini.

3. Kembangkan 5G, XL Axiata Siapkan Capex Rp 7,5 T
Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 7,5 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya Rp 6,8 triliun. Sumber pendanaan belanja modal tersebut bersumber dari kas internal dan penerbitan surat utang.

Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata menjelaskan, pada tahun ini, belanja modal perseroan fokus pada pengembangan infrastruktur di luar Jawa dan fiberisasi di Pulau Jawa untuk persiapan implementasi teknologi 5G.


4. Likuditas Seret, Lippo Karawaci Jual Rumah Sakit di Myanmar
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melakukan penjualan kepemilikan saham di perusahaan pengelola rumah sakit di Myanmar dan memperoleh dana segar US$ 19,5 juta atau setara dengan Rp 274,95 miliar (asumsi kurs Rp 14.100 /US$).
Dana hasil transaksi penjualan ke pihak terafiliasi ini akan digunakan Lippo Karawaci untuk menambah modal kerja perusahaan beserta anak usaha.

5. Kuartal I, Rugi Krakatau Steel Membengkak Jadi Rp 879 M
Emiten BUMN baja, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) masih mengalami rugi bersih sepanjang 3 bulan pertama tahun ini atau kuartal I-2019. Bahkan, ruginya mencapai US$ 62,32 juta atau setara dengan Rp 878,74 miliar (asumsi kurs Rp 14.100/US$).

Laporan keuangan KRAS menunjukkan, jumlah kerugian tersebut malahan membengkak dari periode yang sama tahun 2018 yang masih US$ 4,85 juta atau sekitar Rp 68,45 miliar.

Nilai kerugian per saham perusahaan juga meningkat menjadi US$ 0,0032 dari sebelumnya US$ 0,0003 secara year-on-year (yoy). Sepanjang 3 bulan pertama ini, pendapatan perusahaan yang dipimpin oleh Silmy Karim ini turun menjadi US$ 418,98 juta atau sekitar Rp 5,90 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 486,17 juta atau Rp 6,85 triliun.

6. Laba Telkom 2018 Turun 18,6% Jadi Rp 18 T
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sepanjang tahun lalu masih mengalami penurunan keuntungan. Tercatat secara konsolidasi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat senilai Rp 18,03 triliun, jumlah tersebut turun 18,57% dibanding dengan laba bersih 2017 yang senilai Rp 22,14 triliun.

Berdasarkan laporan keuangannya, tahun lalu pendapatan perusahaan tercatat naik menjadi Rp 130,78 triliun. Tumbuh 1,97% dari pendapatan sepanjang 2019 yang senilai Rp 128,25 triliun.

Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga menjelaskan kontribusi pendapatan terbesar disumbangkan dari bisnis digital yang meliputi konektivitas broadband dan layanan digital sebesar 62%, naik dari 52,1% di tahun sebelumnya.


7. Laba Q1-2019 Pemilik ANTV Anjlok 82%
PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), pemilik stasiun televisi ANTV dan juga anak usaha PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), melaporkan kinerja keuangan kuartal I-2019 yang kurang memuaskan.

Laba bersih perseroan tercatat anjlok hingga 82,08% menjadi Rp 17,85 miliar pada periode tersebut. Nilai perolehan laba bersih perseroan pada periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar Rp 99,57 miliar.

Kinerja kurang memuaskan dari MDIA ini disebabkan performa pendapatan perseroan yang kurang memuaskan. Tercatat pada kuartal I-2019 pendapatan perseroan turun 30,43% menjadi Rp 346,56 miliar, dibandingkan dengan Rp 489,11 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

8. Laba Q1-2019 Antam Malah Merosot 30%
Laba bersih PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam di luar dugaan membukukan penurunan laba bersih pada kuartal I-2019. Padahal harga emas dan nikel dunia sedang mengalami kenaikan pada periode tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba Antam tercatat turun hingga 30,12% menjadi Rp 171,67 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu tercatat laba bersih sebesar Rp 245,68 miliar. Penjualan Antam pada periode ini tercatat hanya naik 8,51% menjadi Rp 6,22 triliun.


9. Rogoh Capex Rp 350 M, Prodia Gencar Tambah Lab Klinik

Emiten pengelola laboratorium kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) fokus menambah jumlah laboratorium klinik hingga tahun 2020 sebanyak 10-14 lab dari jumlah akhir tahun lalu yang mencapai 143 lab klinik.

Penambahan lab tersebut akan membidik pasar di kota-kota kedua setelah kota besar. Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan ekspansi ini akan dibiayai perusahaan menggunakan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini yang dianggarakan senilai Rp 350 miliar.


10. CEO Indosat Ooredoo Chris Kanter Mundur

Chris Kanter hanya enam bulan menjabat sebagai chief executive officer (CEO) PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT). Pasalnya, Chris Kanter mengundurkan diri sebagai orang nomor satu di operator seluler terbesar kedua di tanah air.

Informasi pengunduran diri ini dibenarkan oleh Chief Business Officer Indosat Intan Abdams Katoppo. "Iya. Dia kembali menjadi Komisaris," ujarnya melalui layanan perpesanan WhatsApp kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/5/2019).

(tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2PNq0yk

May 04, 2019 at 05:14PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Aksi Emiten Pekan Ini: Mundurnya CEO Indosat hingga Rugi KRAS"

Post a Comment

Powered by Blogger.