
Meski demikian, ada sentimen penghalang yakni dari data pertumbuhan ekonomi China dan data neraca perdagangan domestik yang akan diumumkan hari ini. Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, menyarankan investor untuk membeli obligasi karena adanya Jokowi Effect tersebut.
"Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume terbatas," ujar Nico dan tim dalam risetnya pagi ini.
Di saat bersamaan, hari ini pemerintah China akan mengumumkan data pertumbuhan PDB, dan di dalam negeri akan diumumkan data neraca perdagangan. Survei pelaku pasar menunjukkan ekonomi China akan tumbuh 6,2%. Pagi ini, China pun akhirnya merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal kedua yang menunjukkan bahwa ekonominya melambat menjadi 6,2%, terlemah dalam setidaknya 27 tahun, karena perang dagang dengan AS.
Adapun berdasarkan survei oleh Tim Riset CNBC Indonesia menunjukkan neraca perdagangan diprediksi surplus US$ 516 juta.
Ekspor juga diproyeksikan survei CNBC Indonesia akan terkontraksi 8,3% year-on-year (YoY), sementara impor diperkirakan negatif 5,26% YoY. Terkait dengan program pembangunan infrastruktur, dalam pidatonya kemarin Jokowi akan membangun dengan kecepatan tinggi sambil berinvestasi lebih baik di bidang kesehatan dan pendidikan dengan mempertahankan disiplin fiskal dan menjaga inflasi tetap terkendali. TIM RISET CNBC INDONESIA(irv/tas)
https://ift.tt/2JLF7Fx
July 15, 2019 at 04:11PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonomi China Melambat di Q2, Harga Obligasi Hari Ini Gimana?"
Post a Comment