
Pada pukul 19:52 WIB, pound diperdagangkan di kisaran US$ 1,3005, dibandingkan dengan penutupan Selasa (7/5/19) di level US$ 1,3074, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Analis dari Bank ING bahkan memprediksi pound bisa melemah hingga ke US$ 1,2950. Melansir Reuters, dalam catatan yang diberikan kepada nasabahnya, analis ING tersebut mengatakan Inggris yang akan ikut bagian dalam Pemilu Parlemen Eropa menjadi indikasi pembahasan proposal Brexit antara Partai Konservatif dan Partai Buruh tidak menunjukkan kemajuan yang berarti.
Pada Selasa kemarin Pemerintah Inggris mengumumkan akan ikut bagian dalam Pemilu Parlemen Eropa di bulan ini, hal tersebut membuat tingkat kepercayaan warga Inggris menurun pada Partai Konservatif yang memerintah saat ini dan Partai Buruh selaku oposisi.
Warga Inggris menyalahkan Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Theresa May, dan Partai Buruh pimpinan Jeremy Corbyn atas tak kunjung usainya masalah Brexit. Hal tersebut tercermin dari penurunan suara kedua partai pada pemilu lokal Inggris pekan lalu.
Selain isu Brexit tersebut, kemungkinan mundurnya Theresa May sebagai perdana menteri juga memberikan tekanan bagi pound. Desakan untuk mundur datang dari partainya sendiri. Apalagi setelah penurunan suara yang diperoleh saat pemilu lokal membuat desakan untuk mundur semakin menguat.
Pada bulan Maret lalu, PM May memang berjanji akan menundurkan diri jika Parlemen Inggris telah menyetujui proposal Brexit yang dibuatnya, namun May tidak menyebutkan menyebutkan sampai kapan dia menjabat jika proposal tidak kunjung disetujui oleh Parlemen.
Berkali-kali proposal yang dibuat PM May selalu kandas saat dilakukan pemungutan suara di Parlemen Inggris. Namun juru bicara perdana menteri mengatakan jika PM May sudah memproyeksikan tahap awal Brexit dan menetapkan kapan waktu dirinya akan mundur.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
http://bit.ly/2H60bqe
May 09, 2019 at 03:30AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terus Tertekan, Poundsterling Turun ke US$ 1,2950"
Post a Comment