Search

Kebanyakan Diskon, Garuda Rugi US$ 12 Juta di April

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengaku merugi US$ 12 juta di bulan April lalu lantaran memberikan diskon 35% hingga 50%. Potongan harga itu diberikan berdasarkan permintaan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kepada lansia, mahasiswa, pelajar, dan veteran.

Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Ashkara menjelaskan setelah dilakukan pemberian diskon tersebut perseroan loss US$ 12 juta. "Kita pernah exercise diminta turun Kemenhub sampai dengan 35% hasilnya loss US$ 12 juta. Jadi April ini kita akan loss US$ 18 juta karena penuhi penurunan tarif yang diminta Kemenhub," ucap Ari dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Selasa (21/5/2019).

Ari memaparkan hal ini terjadi sebelum ada kebijakan penurunan tarif batas atas (TBA) sebesar 15% oleh Kemenhub. Soal TBA sendiri, Ari menjelaskan sejak 2014 tidak pernah berubah. TBA pertama kali ditetapkan pada 2014 dengan komponen bahan bakar, nilai tukar, dan leasing. Nilai tukar yang merangkak dari Rp10.500 per US$ lima tahun lalu menjadi Rp 14.400 saat ini memaksa Garuda melakukan penghematan.


Harga jual tiket, lanjut Ari, sebelum penyesuaian di 2019 berada di kisaran 70% dari TBA. Kemudian dinaikan 20%-25% lagi dari TBA menjadi 95% dari TBA.

"Kalau Garuda stand-nya memang mahal dari awal. Memang kita naikkan 20% karena kita sudah tidak tahan dengan harga fuel karena kurs melemah. Mau tidak mau kita naikkan," ujar Ari.

Ari berharap kondisi ini bisa membaik pasca Lebaran. Namun, lagi-lagi Ari menyatakan kondisi saat Lebaran sulit bagi Garuda karena terjadi one lag. Pesawat Jakarta-Yogyakarta, misalnya penuh penumpang. Namun, dari Yogyakarta-Jakarta kosong.

"Dengan kondisi harga yang sudah diturunkan itu minimum 78% itu harusnya [terisi] jadi kita harus pinter-pinter nyari travel agent. 50.000 tambahan sit sudah kita sediakan tapi belum ada lonjakan booking pesawat," ucapnya.

Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah menambahkan potongan harga 35%-50% itu diberikan Garuda dari tanggal 1 April sampai 12 April lalu. Untuk itu pihaknya melakukan penyesuaian.

"Harga promo kita kurangi. [Walaupun] harga tinggi tapi kan promo juga banyak. Sekarang harga rendah yang promo juga kita kurangin. jadi harga rata-ratanya kira-kira hampir sama lah," ujarnya.

Garuda Indonesia juga akan melakukan evaluasi dengan menutup atau mengurangi sejumlah rute penerbangan. Hal itu dilakukan jauh hari guna antisipasi.

Antisipasi lain yang dilakukan Garuda berupa pengurangan jumlah direksi dari 8 orang menjadi 7 orang, komisaris yang tadinya 7 orang menjadi hanya 5 orang.


"Kita lakukan penyatuan kantor-kantor penjualan. Kantor operasi kita Garuda, Citilink, Sriwijaya, Nam Air tadinya kan masing-masing punya kantor operasi, sekarang jadi satu lebih efisien," imbuhnya.

Pikri mengakui bahwa ada dampak dari penurunan 15% harga tiket dari TBA. Akibatnya, Garuda tidak bisa lagi mensubsidi rute-rute ke daerah-daerah terpencil karena ada penurunan harga tiket pada rute-rute gemuk.

Namun demikian, ia meyakini dengan penurunan harga tiket hanya sebesar 15% Garuda masih bisa break event point. "Pendapatan berkurang itu [menyebabkan] kemampuan kita mensubsidi rute-rute kurus akan berkurang. Moga masih bisa break event point," tandasnya.

Saksikan Video Garuda Indonesia Jawab Polemik Pencatatan Piutang Mahata

[Gambas:Video CNBC]

(dob)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2VDU80f

May 22, 2019 at 03:37AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kebanyakan Diskon, Garuda Rugi US$ 12 Juta di April"

Post a Comment

Powered by Blogger.