
Ini dilakukan agar produksi di blok minyak raksasa RI ini tak senasib dengan blok Mahakam, yang belakangan produksinya terus merosot sejak berpindah tangan ke PT Pertamina (Persero) sejak Januari 2018 lalu.
Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Arizon Suardin menjabarkan, pihaknya tengah berdiskusi langsung dengan Chevron dan Pertamina untuk melakukan yang pertama yakni asset integrity pipeline, yaitu penggantian pipa-pipa lama.
"Fokus berikutnya adalah bagaimana caranya supaya drilling tambahan bisa dilakukan dan dimulai tahun ini atau tahun depan. Kemudian EOR bisa dimulai, karena itu program jangka menengah dan panjang jadi bisa secepatnya dilakukan," kata Jaffee saat dijumpai dalam paparan kinerja kuartal I-2019, di Jakarta, Rabu (8/5/2019).
"Dan masih adanya potensi eksplorasi di blok Rokan, jadi ini usahakan akan dilakukan secepatnya," tambah Jaffee.
Sebelumnya, setelah membayar bonus tanda tangan untuk blok Rokan, PT Pertamina (Persero) telah membentuk anak usaha yang khusus untuk mengelola Blok Rokan. Namanya Pertamina Hulu Rokan.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu menyebutkan, anak usaha ini sudah resmi dibentuk pada 20 Desember 2018, sehari sebelum perusahaan melakukan pembayaran bonus tanda tangan dan jaminan performa untuk blok Rokan, pada 21 Desember 2018.
"Pertamina Hulu Rokan berada langsung di bawah Direktorat Hulu Pertamina (bukan di bawah anak usaha Pertamina Hulu)," ujar Dharmawan kepada media dalam paparannya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Selain itu, perusahaan pun tengah bersiap untuk melakukan transisi di blok Rokan. Di tahun ini, rencananya perusahaan akan mulai pembangunan pipa minyak dengan skema hilir yang menghubungkan Minas - Duri - Dumai dan Balam-Bangko-Dumai.
Lebih lanjut, Dharmawan menjelaskan, dengan pembangunan pipa ini, maka pipa-pipa lama bisa segera diganti tanpa menunggu 2021, ketika masa kontrak dengan Chevron sudah selesai.
"Pipa eksisting umurnya sudah hampir 40 tahun beroperasi. Kalau tunggu 2021, sementara kalau bangun pipa butuh 2 tahun sampai 18 bulan maka ada jeda, pipa itu bisa tidak berfungsi karena ada perawatan. Mudah-mudahan di 2019 pipa sudah bisa terbangun," kata Dharmawan.
Untuk hal ini, lanjut Dharmawan, secara prinsip Chevron sudah sepakat, namun akan didetilkan dulu ke depannya. Adapun, pipa baru ini nanti jalurnya ada yang akan dipasang secara bersebelahan dengan pipa lama (side by side), dan ada yang dibuat jalur baru.
[Gambas:Video CNBC] (gus)
http://bit.ly/2Hah69Q
May 09, 2019 at 04:00AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "4 Strategi SKK Migas Agar Blok Rokan Tak Seperti Blok Mahakam"
Post a Comment