
Pada Kamis pukul 12:10 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1240, lebih tinggi dibandingkan penutupan Rabu dui level US$ 1,1231 mengutip kuotasi MetaTrader 5. Penguatan pada hari ini juga semakin menjauhkan euro dari level terendah 21 bulan di kisaran US$ 1,1175 yang dibentuk pada 7 Maret lalu.
Ada tiga faktor yang membuat euro menguat sejak kemarin. Yang pertama kemungkinan Brexit kembali ditunda, yang kedua data aktivitas sektor jasa di Eropa, dan yang terakhir buruknya data tenaga kerja AS yang berdampak negatif bagi dolar.
Perdana Menteri Inggris mengatakan ia akan mencoba bernegosiasi dengan Uni Eropa untuk kembali menunda Brexit. Rencana PM May kali ini mendapat dukungan dari Parlemen Inggris yang Rabu kemarin mengadakan voting dan sepakat untuk mencegah Brexit dengan no-deal atau hard Brexit.
PM May juga berencana akan berdiskusi dengan pimpinan oposisi (Partai Buruh) Jeremy Corbin untuk memecahkan masalah yang membuat proposal Brexit-nya ditolak berkali-kali Parlemen.
Dinamika yang terjadi di Inggris tersebut membuat poundsterling menguat dan turut mengerek naik nilai tukar euro.
Jika sampai terjadi hard Brexit, maka perekonomian Inggris diprediksi akan mengalami resesi yang dapat merembet ke negara-negara Eropa lainnya, dan tentunya berdampak buruk bagi mata uang masing-masing.
Dari Uni Eropa, ISH Markit merevisi data aktivitas sektor jasa untuk bulan Maret. ISH Markit sebelumnya melaporkan angka indeks sebesar 52,7 namun kemarin direvisi naik menjadi 53,3.
Revisi tersebut tentunya menjadi kabar bagus untuk mengimbangi kemerosotan yang terjadi pada sektor manufaktur di Zona Euro.
Di sisi lain, pada Rabu kemarin Automatic Data Processing Inc. pada Rabu kemarin melaporkan sepanjang bulan Maret perekonomian AS hanya mampu menyerap 129.000 tenaga kerja, turun jauh dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 197.000 tenaga kerja.
Rilis tersebut tentunya bukan kabar bagus, mengingat data itu biasanya digunakan acuan untuk memprediksi rilis data tenaga kerja versi pemerintah AS di hari Jumat (5/4/19) besok.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm)
https://ift.tt/2Ug6vDV
April 04, 2019 at 07:45PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Naik Lagi, Euro Jauhi Level Terendah 21 Bulan"
Post a Comment