Menurut klasifikasi LSI Denny JA, Sri Mulyani menjadi capres yang berasal dari kalangan pejabat pemerintahan. Sosok-sosok lain adalah Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Polisi Budi Gunawan, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, dan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.
Namun, patut dicatat, beredarnya nama Sri Mulyani sebagai salah satu kandidat capres bukanlah sesuatu yang baru. Sebelumnya pada 2014, pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia itu disebut-sebut sebagai salah satu capres.
Apalagi, para pendukung Sri Mulyani, termasuk Rocky Gerung, membentuk Partai Serikat Rakyat Indonesia (SRI) dengan harapan bisa mengusung Sri Mulyani dalam pilpres 2014. Namun, impian Partai SRI harus kandas lantaran gagal lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Pertanyaan (untuk menjadi presiden) selalu menjadi kehormatan buat saya karena ada harapan dan pengakuan untuk sebuah peran yang menurut mereka bisa saya jalani," kata Sri Mulyani, Jumat (12/10/2012), seperti dilansir detik.com.
Ketika itu, dia masih menjabat sebagai salah satu direktur pelaksana di Bank Dunia. Jabatan yang diemban hingga kembali ke Tanah Air tiga tahun silam untuk menjadi menteri keuangan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Jelang pilpres tahun ini, Sri Mulyani juga digadang-gadang sebagai salah satu kandidat cawapres bagi Jokowi. Namun, Jokowi bersama koalisi partai pendukung memilih Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres.
Pada pekan lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2019-2024. Mereka baru resmi bertugas selepas dilantik 20 Oktober 2019 mendatang.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
https://ift.tt/2RObRBX
July 03, 2019 at 02:24PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Mulyani, Rocky Gerung, dan Bursa Capres 2024"
Post a Comment