
Pada penutupan pasar spot Jumat (3/5/2019), mata uang Tanah Air ini ditutup pada posisi Rp 14.250/US$ yang merupakan nilai tukar terlemah sejak 15 Maret 2019. Ini berarti rupiah telah melemah selama sembilan hari berturut-turut karena penguatan rupiah terakhir kali tercatat pada 18 April 2019.
Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga 0,49% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan lalu.
Untuk perdagangan awal di pekan ini, Senin (6/5/2019), mata uang Garuda menantikan rilis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 yang akan diumumkan siang ini.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan rupiah hari ini masih akan melemah. Ia memprediksi rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp 14.200/US$ sampai Rp14.300/US$.
"Keliatan trennya masih ada pelemahan karena beberapa data dan keputusan yang terjadi di Amerika Serikat. Mulai dari data data PDB AS hingga keputusan The Fed yang tidak akan menurunkan suku bunganya," ujar David saat dihubungi oleh CNBC Indonesia, Senin.
Hasil rilis PDB siang ini dinilai tidak akan terlalu memengaruhi perkembangan rupiah. Pasalnya, rupiah akan lebih mengikuti perkembangan yang terjadi di luar negeri.
"Kalau faktor domestik tidak terlalu besar (pengaruhnya) ke rupiah, walaupun ada pengumuman (PDB). Kecuali di atas ekspektasi. Tapi saya rasa masih sesuai ekspektasi di kisaran 5,2%," jelasnya.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan realisasi PDB kuartal I akan berperan sangat signifikan terhadap rupiah.
Jika hasil PDB sesuai prediksi maka rupiah akan menguat di bawah Rp14.300/ US$ dan jika tidak maka akan sebaliknya.
"Setelah rilis (PDB) BPS, (rupiah) bisa ke Rp14.250-Rp14.350. Semoga growth-nya di atas prediksi," ujarnya saat dihubungi oleh CNBC Indonesia.
(prm)
http://bit.ly/2H39W8y
May 06, 2019 at 02:59PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menebak-nebak Nasib Rupiah Hari Ini"
Post a Comment