Pada perdagangan hari Senin (24/6/2019) pukul 08:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) naik 0,53% ke level US$ 1.407,5/troy ounce. Sedangkan harga emas di pasar spot menguat 0,53% menjadi US$ 1.407,03/troy ounce.
Sepekan kemarin, harga emas di pasar COMEX dan spot mampu membukukan penguatan masing-masing sebesar 4,14% dan 4,35% secara point-to-point.
Aura penurunan suku bunga masih kuat terasa di pasar emas global. Kini sebagian besar pelaku pasar yakin bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan Juli.
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas suku bunga acuan The Fed (Federal Fund Rate/FFR) turun 25 basis poin pada rapat edisi Juli mencapai 67,7%. Ada pula probabilitas FFR turun 50 basis poin sebesar 32,3%.
Suku bunga memang merupakan isu penting bagi perekonomian karena akan meningkatkan likuiditas. Hal itu sejatinya bagus untuk perekonomian AS karena berpeluang mendorong pertumbuhan ekonomi. Emiten-emiten di lantai bursa Wall Street juga punya ruang lebih untuk meningkatkan laba.
Akan tetapi nilai tukar dolar akan menjadi rentan tekoreksi tanpa adanya suku bunga yang memadai. Risiko koreksi nilai aset yang berbasis dolar akibat perbedaan kurs menjadi semakin besar. Alhasil investor cenderung memilih emas sebagai aset safe haven pilihan.
Pun karena ditransaksikan dalam dolar, harga emas menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lain kala greenback berada dalam tekanan.
Dalam kondisi global yang penuh ketidakpastian seperti sekarang ini aset safe haven memang akan digemari. Kondisi di Timur Tengah masih panas setelah pekan lalu Iran menembak jatuh sebuah pesawat tanpa awak (drone) milik AS.
Iran menuding AS telah melanggar kedaulatan dengan menerbangkan drone di wilayah udara miliknya. Namun AS bersikukuh bahwa drone ditembak di wilayah udara Internasional.
"Apa pun keputusan yang dibuat oleh pemerintah AS, kami tidak akan membiarkan batas wilayah dilanggar. Iran akan melawan dengan tegas segala agresi dan ancaman dari AS," kata Abbas Mousavi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengutip Reuters.
Apalagi hari ini AS berencana untuk mengenakan sanksi baru terhadap Iran untuk menindaklanjuti insiden tersebut.
Entah siapa yang benar atau salah, yang jelas konflik bukan berita baik di pasar keuangan global. Terlebih jika konflik berkembang menjadi kontak senjata atau perang. Sudah tentu kondisi politk dan ekonomi jadi semakin tak menentu.
Dalam kondisi yang tak pasti, risiko koreksi nilai aset menjadi semakin besar. Sulit untuk menentukan langkah investasi ke depan. Salah langkah sedikit, alih-alih untung yang ada malah buntung.
Alhasil emas marak diburu untuk karena sifatnya sebagai pelindung nilai (hedging). Yah, meskipun untungnya sebearapa, setidaknya dengan memegang emas dapat menghindari kerugian yang masif.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)
http://bit.ly/2ZLv4a5
June 24, 2019 at 03:49PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sah! Harga Emas Tembus level US$ 1.400/oz"
Post a Comment