"Ini soal sederhana. Yang namanya kompetisi pemilu itu pasti ada yang kalah dan yang menang. Ya nggak mungkin menang semua, mesti ada pengakuan terhadap yang menang, mengaku kalah dan memberi selamat," ujar Haris.
Menurut dia, hal itu menjadi contoh buruk di level masyarakat. Sebab, akan menunda rekonsiliasi yang digadang-gadang berbagai kalangan segera terwujud.
"Jadi bagi saya syarat rekonsiliasi yang pertama mengakui kekalahan, memberi selamat kepada yang menang, itu syarat rekonsiliasi. Jadi tidak akan ada rekonsiliasi selama itu tidak berlangsung. Itu artinya Prabowo membiarkan massa di bawah tetap terbelah. Ya apa susahnya, apa beratnya," kata Haris.
Hal senada disampaikan Anggota Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf yang politikus Hanura, Inas Nasrullah Zubir. Menurut dia, menghormati dan tunduk kepada keputusan MK adalah kepatuhan kepada konstitusi, dan patuh kepada konstitusi adalah kewajiban setiap warga negara.
"Akan tetapi, mengucapkan selamat adalah sikap yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Jadi salah besar kalau Sandi mengatakan bahwa ucapan selamat adalah budaya barat," ujarnya.
Sebelumnya ketika ditemui di JCC, Jakarta, Minggu (30/6/2019), Sandi mengaku bersama Prabowo telah menghormati putusan MK. Hal itu, menurut dia, merupakan putusan tertinggi lantaran bersifat final dan mengingat.
"Kita menghormati prosesnya dan selamat-selamat itu kan kayak budaya barat ya. Di dalam kontestasi kita, setiap kali ketemu kita cipika-cipiki, selama debat kemarin kita selalu mengucapkan kata-kata yang baik, jadi nggak ada masalah," kata Sandi.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
https://ift.tt/2XIEvtr
July 01, 2019 at 03:07PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Prabowo tak Beri Ucapan Selamat kepada Jokowi, So What?"
Post a Comment