"IDD kan kita menunggu. Saya kira menunggu tindak lanjut dari Chevron seperti apa misal kita hitung tahun 2020 projeknya sendiri belum ada kejelasan," terang Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto di Kantornya, Kamis, (19/12/2019).
Pihaknya mengaku tidak memiliki kekhawatiran terkait proyek IDD yang akan suplai ke Kalimantan Timur. "Saya kira enggak begitu worry [khawatir], marketing harus ada proses. Jika lihat hitungan mungkin 2024 atau 2025 diharapkan sudah produksi," imbuhnya.
Lebih lanjut, mantan Dirut Pertamina ini menerangkan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) beserta anggota konsorsium masih mencari partner untuk mengelola IDD. Sayangnya hingga kini, menurut Dwi, Chevron tidak kunjung mendapatkan partner. "Belum-belum ya," ungkapnya singkat.
Sebagai informasi, estimasi produksi minyak pada proyek IDD tahap II Gendalo-Gehem mencapai 40.000 barel/hari. Sedangkan produksi gas sebesar 1.120 Mmscfd.
Jika pada akhirnya pemerintah masih mempercayakan Chevron sebagai operator IDD, tidak ada jaminan akan segera terealisasi. Berkaca pada lambatnya proses negosiasi.
Situs Chevron mencatat ada dua proyek pengembangan gas laut dalam di Kutei Basin (Cekungan Kutai), Pulau Kalimantan, yang dikenal dengan Indonesia Deepwater Development (IDD). Chevron memiliki 62 persen kepemilikan di proyek Bangka dan mengumumkan pencapaian produksi gas dari proyek tersebut pada 31 Agustus 2016.
(tas/tas)
https://ift.tt/2PEoik1
December 20, 2019 at 04:02PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tunggu Chevron, Proyek Indonesia Deepwater Bisa Molor 2025"
Post a Comment