Search

Stok Menipis, Harga Timah Masih Rendah! Gara-gara China?

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menyentuh titik tertinggi tahun ini pada Februari silam, harga timah masih berada dalam tren pelemahan di tengah masih lesunya perekonomian global.

Pada perdagangan Rabu kemarin (22/5/2019), harga timah acuan kontrak 3 bulan di bursa London Metal Exchange (LME) ditutup di posisi US$ 19.325/ton atau melemah 0,77% dibanding hari sebelumnya. Sejak awal tahun 2019 harga timah juga telah terkoreksi 3,56%.

Sebenarnya 2 bulan pertama tahun 2019 merupakan masa yang indah bagi pelaku industri timah. Bagaimana tidak, sepanjang Januari-Februari harga timah terdongkrak hingga 11,17% dan mencapai titik tertinggi pada 25 Februari yang sebesar US$ 21.740/ton.


Kenaikan harga timah kala itu disebabkan pasokan timah global yang semakin menipis.

Berdasarkan data di gudang-gudang yang diawasi LME, stok timah pada periode Januari-Februari mengalami penurunan. Pada saat harga timah mencapai puncak, stok berada di level 1.440 ton. Sementara di awal tahun 2019 masih sebesar 2.165 ton.

Bahkan penurunan stok terbilang cukup drastis. Hanya dalam kurun waktu 2 bulan, stok bisa berkurang hingga 37%.

Akan tetapi lepas Februari, harga timah masuk dalam tren pelemahan. Terhitung sejak awal Maret hingga hari ini, harga timah telah melemah hingga 12,03%. Padahal stok timah sepanjang bulan Maret-April turun hingga 34%. Baru mulai pekan kedua bulan Mei stok timah meningkat.


Artinya ada faktor lain yang menyebabkan harga timah terus melemah di tengah penurunan stok global.

Salah satu yang utama adalah gairah industri dan perekonomian global yang masih lesu.

Sebagaimana yang telah diketahui, timah merupakan bahan baku berbagai industri, terutama elektronik dan otomotif.

Sayangnya pada kuartal I-2019, China mengumumkan pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 6,4% year-on-year (YoY). Angka pertumbuhan itu masih sama dengan kuartal sebelumnya yang merupakan terendah sejak tahun 1990.

Selain itu angka penjualan mobil di China pada tahun 2019 sangat mengecewakan pelaku pasar. Berikut angka pertumbuhan penjualan mobil di China:

Januari : -15,8% YoY
Februari : -13,8% YoY
Maret : -5,2% YoY
April : -14,6% YoY

Penjualan mobil merupakan salah satu indikator penting dalam perekonomian. Sebab, industri mobil tidak berdiri sendiri melainkan terhubung dengan banyak industri di sekelilingnya. Kala penjualan mobil lesu, maka hampir seluruh industri akan merasakan hal yang sama.

Fakta-fakta tersebut membuat pelaku pasar menilai permintaan timah tidak akan setinggi tahun lalu.

Selain itu, perang dagang antara AS dan China juga masih terus membebani pertumbuhan ekonomi global. Bahkan pekan lalu, AS resmi menaikkan bea impor produk China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% (dari yang semula 10%).

China pun membalas dengan mengumumkan tarif tambahan sekitar 5%-25% untuk berbagai produk AS senilai US$ 60 miliar.

Perang Dagang Buat Harga Timah Berada Dalam Tren PelemahanFoto: Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menunggu untuk menyambut Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He di luar kantor Perwakilan Dagang AS di Washington, AS, (9/5/2019). (REUTERS / James Lawler Duggan)

Tidak berhenti sampai di situ, Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin kemarin mengatakan AS akan mengenakan tarif 25% pada produk China lain senilai US$ 300 miliar. Sebelumnya produk-produk tersebut tidak terdampak perang dagang.

Artinya potensi eskalasi perang dagang semakin membuncah. Kala dua negara ekonomi terbesar di dunia saling hambat hubungan dagang, maka dampaknya akan merembet kemana-mana.

Rantai pasokan seluruh dunia ikut terhambat dan membuat pertumbuhan ekonomi semakin lambat (dari yang sudah lambat). Maka tidak heran bila pelaku pasar masih enggan untuk mengoleksi timah. Membuat harganya masih terus terkoreksi.

Sebagai catatan, China merupakan produsen, sekaligus importir timah terbesar di dunia, sehingga akan sangat mempengaruhi keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) global.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(taa/tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2VZ7lpg

May 23, 2019 at 11:35PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Stok Menipis, Harga Timah Masih Rendah! Gara-gara China?"

Post a Comment

Powered by Blogger.