Search

Rudiantara Kritik Fintech P2P Lending, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengkritik keberadaan fintech peer to peer (P2P) lending. Pasalnya, fintech tersebut masih belum masuk ke pasar baru, tapi justru yang telah bankable atau sudah terjamah jasa keuangan.

"Dalam konteks khusus fintech P2P, ini yang saya kritik. Ini yang menyebabkan tensi tinggi antara perbankan dan fintech ini P2P lending," kata Rudiantara dalam acara CNBC Indonesia menyelenggarakan CNBC Indonesia VIP Forum, Kamis (9/5/2019).


Menurut Rudiantara, tujuan P2P itu untuk meningkatkan inklusi keuangan. "Target kita itu 79% di 2019. Ada beberapa variabel yang menjadi ekosistem," tuturnya.

"Namun Fintech yang sekarang justru bermain di kuadran lama. Pelanggan fintech P2P lending harus punya rekening di bank. Harusnya fintech harus menyasar yang unbank," jelas Rudiantara.

Jika melihat sekarang, sambung Rudiantara, fintech P2P ini justru melawan bank. Ini harusnya tidak terjadi.

"Saya sudah bicara OJK, mereka fintech player ragu masuk ke unbanked. Bagaimana kredit skoring-nya. Kemudian bagaimana ke depan tapi saya harap pengawasan OJK cukup ketat," kata Rudiantara yang memberikan keynote speech.

CNBC Indonesia menyelenggarakan CNBC Indonesia VIP Forum bertajuk "Banking & Fintech: Inovasi dan Peran Digital Dorong Inklusi Keuangan".

Diskusi ini diselenggarakan pada Kamis, 9 Mei 2019 pukul 13.30 WIB di Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta. Acara yang dikemas dalam format talkshow ini akan disiarkan langsung melalui Live Streaming di situs CNBCIndonesia.com. (dru/gus)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2JtrMmX

May 09, 2019 at 10:20PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Rudiantara Kritik Fintech P2P Lending, Kenapa?"

Post a Comment

Powered by Blogger.