
Hal itu bertolak belakang dengan keputusan yang diambil bank sentral lainnya yang lebih dovish dalam menghadapi prospek pertumbuhan global yang lemah.
Bank Negara Malaysia memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 3%. Terakhir kali pemangkasan dilakukan pada Juli 2016. Demikian laporan kantor berita AFP.
"Risiko penurunan yang cukup besar untuk pertumbuhan global tetap ada, berasal dari perang dagang yang belum terselesaikan dan kelemahan spesifik negara yang berkepanjangan di ekonomi utamanya. Ketidakpastian kebijakan yang meningkat dapat menyebabkan penyesuaian pasar keuangan secara tajam," tulis Bank Sentral Malaysia.
Ekonomi Malaysia menunjukkan tanda-tanda terpengaruh oleh perang dagang jangka panjang antara Beijing dan Washington. Sementara ekonomi global pada saat yang sama menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Pemangkasan suku bunga dilakukan karena berbagai bank sentral mulai dari Jepang hingga Eropa dan bahkan Amerika Serikat lebih memilih untuk memberikan dukungan moneter atau mengurangi langkah pengetatan.
Ekspor Malaysia turun 0,5% pada bulan Maret dari tahun sebelumnya karena berkurangnya pengiriman barang elektronik dan komoditas. Sementara pertumbuhan ekonomi Malaysia sepanjang 2018 merosot menjadi 4,7%, dari 5,9% tahun sebelumnya.
Di sisi domestik, Bank Sentral Malaysia mengatakan bahwa meskipun "kondisi moneter dan keuangan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi, namun ada beberapa tanda pengetatan dalam kondisi keuangan."
Simak video terkait perlambatan ekonomi global di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
http://bit.ly/305RlQG
May 08, 2019 at 03:29AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pertama Sejak 2016, Bank Sentral Malaysia Pangkas Bunga Acuan"
Post a Comment