Para perdagangan Jumat ini (10/5/19), mata uang 19 negara Uni Eropa ini kembali menguat terhadap dolar AS ke level US$ 1,1225 pada pukul 14:43 WIB. Apresiasi ini melanjutkan performa positif sejak Kamis kemarin (9/5/19).
Padahal, dalam 3 hari perdagangan sebelumnya, euro cenderung tertekan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan menaikkan bea impor dari China.
Kini ancaman Trump tersebut sudah menjadi nyata. Memasuki Jumat waktu setempat, Pemerintah AS menaikkan bea impor menjadi 25% dari sebelumnya 10% untuk produk dari China senilai US$ 200 miliar.
Tidak hanya itu Presiden Trump juga berencana mengenakan bea masuk sebesar 25% untuk produk-produk impor China senilai US$ 325 miliar yang saat ini belum dikenakan tarif.
![]() |
Dari pihak China, Pemerintah Beijing menyatakan sudah menyiapkan langkah-langkah untuk membalas kenaikan bea impor AS.
Memanasnya hubungan kedua negara di saat perundingan dagang sedang berlangsung seakan tidak direspons oleh euro. Sejak perdagangan Jumat dibuka, euro terus berada di zona hijau.
Belum jelas kenapa euro bisa menguat sementara mata uang lain, seperti poundsterling masih tertekan. Namun penurunan yield atau imbal hasil dari obligasi AS atau US Treasury bisa menjadi salah satu alasan penguatan euro.
Penurunan yield T-Bond tersebut cenderung menekan dolar AS, bahkan saat ini terjadi di semua tenor. Pelaku pasar pesimistis akan terjadinya kesepakatan dagang antara AS - China. Malahan, potensi perang dagang justru semakin terbuka.
![]() |
Perekonomian negeri Paman Sam yang masih kuat di kuartal-I tahun ini juga kemungkinan akan kena dampaknya, dan tidak menutup kemungkinan akan mengalami pelambatan yang cukup dalam. Para investor pun mengalihkan investasinya ke aset-aset aman seperti US Treasury.
Selain perkembangan negosiasi dagang, rilis data indeks harga konsumen AS pukul 19:30 WIB malam nanti juga akan menambah faktor penggerak pasar di perdagangan hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas)
http://bit.ly/2vQo2UE
May 10, 2019 at 11:09PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang Memanas, Euro kok Malah Menguat?"
Post a Comment