Search

Laba Anjlok 31% di Q1, Bayan Resources Masih Untung Rp 1,2 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Hampir memasuki akhir Mei, emiten pertambangan batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) baru melaporkan kinerja keuangan kuartal I-2019 hari ini, Kamis (23/5/2019).

Bagaimana hasil kinerjanya?

Terkoreksinya harga batu bara dunia mencapai 8% pada 3 bulan pertama tahun ini tampaknya menekan pos penjualan perusahaan.

Hingga akhir Maret 2019, total pendapatan perusahaan turun 10,44% year-on-year (YoY) menjadi US$ 365,42 juta atau setara Rp 5,26 triliun (asumsi kurs Rp 14.400/US$). Padahal pada kuartal I-2018, pemasukan perusahaan mencapai US$ 408 juta atau setara Rp 5,88 triliun.

Jika ditilik lebih detail, pada kuartal pertama 2019, penjualan batu bara domestik terjun bebas hingga 75,75% secara tahunan menjadi US$ 10,44 juta dari sebelumnya US$ 43,08 juta. Sedangkan untuk penjualan ekspor, terkoreksi tipis 2,74% secara tahunan menjadi US$ 350,22 juta.


Lebih lanjut, pertumbuhan pada pos beban utama mempersempit ruang pergerakan laba bersih (bottom line) BYAN.

Sepanjang kuartal I-2019, laba bersih BYAN anjlok 30,85% secara tahunan yang membuat perusahaan hanya mampu mengantongi keuntungan US$ 84,23 juta atau setara Rp 1,21 triliun, dari periode yang sama tahun lalu US$ 121,82 juta (Rp 1,75 triliun).

Perolehan laba bersih tersebut adalah capaian kuartalan terendah semenjak kuartal II-2017 yang membukukan keuntungan US$ 68,5 juta.

Pos beban utama yang menekan kinerja laba perusahaan di antaranya beban pokok pendapatan, beban penjualan, dan beban keuangan.

Beban pokok pendapatan naik 5,54% YoY menjadi US$ 211,96 juta. Meskipun hanya naik sekitar 5%, sudah mampu menekan laba bruto BYAN hingga terkoreksi sampai 25,93% YoY.

Beban penjualan naik 36,82% secara tahunan menjadi US$ 35,22 juta, sedangkan beban keuangan melesat 81,54% secara tahunan menjadi US$ 1,78 juta.

Kompetitor
Di lain pihak, BYAN memang membukukan kinerja laba yang mengecewakan pada kuartal I-2019, namun sebetulnya perolehan tersebut masih lebih baik dari pemain industri batu bara lain seperti PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

Pasalnya laba kedua perusahaan tersebut tidak hanya mencatatkan koreksi lebih dalam, tapi juga keuntungan yang lebih kecil. Padahal, total pemasukan INDY dan ITMG masing-masing mencapai Rp 10,09 triliun dan Rp 6,52 triliun.

Pada kuartal I-2019, laba INDY anjlok 79,95% YoY menjadi Rp 168,85 miliar. Adapun laba ITMG anjlok 31,64% secara tahunan menjadi Rp 572,27 miliar.

Indika berbisnis baru bara lewat anak usahanya PT Kideco Jaya Agung dan PT Santan Batubara, sementara Indo Tambangraya melalui PT Trubaindo Coal Mining, PT Indominco Mandiri dan beberapa lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(dwa/tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2QhRlsA

May 24, 2019 at 12:13AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Laba Anjlok 31% di Q1, Bayan Resources Masih Untung Rp 1,2 T"

Post a Comment

Powered by Blogger.