Search

Jokowi, Rekor Buruk Defisit Dagang, dan Perombakan Kabinet

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin sebagai peraih suara terbanyak dalam Pemilihan Umum Presiden 2019.

Jokowi-Ma'ruf akan memimpin Indonesia lima tahun ke depan. Berkaca ke belakang, apalagi baru-baru saja RI mencatatkan rekor baru, namun bukannya bagus tapi rekor terburuk yakni defisit neraca dagang yang mencapai US$ 2,5 miliar di April 2019.

Isu perombakan kabinet secara besar-besaran pun mengemuka di pemerintahan Jokowi jilid kedua ini, terutama para menteri di sektor ekonomi. Pasalnya, kinerja perekonomian kerap mendapatkan kritik dari berbagai pihak.


Namun, perombakan tim ekonomi di Kabinet Kerja diharapkan tidak asal-asalan dilakukan. Reshuffle kabinet harus betul-betul bisa menyelesaikan akar masalah yang dihadapi perekonomian Indonesia saat ini.

"Perlu dilihat secara komprehensif, bukan hanya sekedar personal semata," kata Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/5/2019).

Faisal mencontohkan, misalnya dari persoalan kinerja ekspor yang loyo maupun investasi yang melambat. Padahal, berbagai kebijakan untuk menggenjot ekspor maupun investasi sudah dikeluarkan pemerintah.

"Dicari masalahnya ada di mana. Jangan sampai menunjuk, tapi tidak mengetahui masalahnya itu ada di mana. Itu justru sama saja," kata Faisal.

Menurut Faisal, masalah yang dialami Indonesia saat ini adalah bagaimana meningkatkan ekspor dan investasi agar tidak terlalu rentan terhadap kondisi perekonomian global. Hal tersebut, menjadi kunci utama.

"Misalnya, di Kementerian Koordinator. Ini harus di improve. Cari yang lebih kompeten. Jangan sampai mengganti, justru yang tidak kompeten," jelasnya.

Harapan Pengusaha

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, sangat menghormati hasil keputusan KPU dan berharap semua pihak juga demikian, serta mematuhi semua hukum yang berlaku.

"Yang juga sangat penting bahwa kita harus menjaga keutuhan sebagai Indonesia meskipun kita berbeda pilihan. Jangan mudah terprovokasi, karena pada intinya kepentingan kita semua sama untuk kemajuan Indonesia," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jakarta, Selasa (21/5/2019).

"Jaga selalu agar kondisi keamanan kita kondusif agar kegiatan ekonomi dan pendukung lainnya tetap berjalan hingga tidak mengkhawatirkan para investor. Terlebih saat ini perekonomian global tengah volatile akibat adanya perang dagang dua negara ekonomi besar AS-China. Jadi kondisi- kondisi yang bisa membuat kegiatan ekonomi kita terganggu harus dihindari," jelasnya.

Sementara itu, ia memiliki harapan agar Jokowi bisa melanjutkan agenda ekonomi yang telah dijalankan sejak awal pemerintahan. Terutama bagi pelaku usaha yang memang sangat membutuhkan kepastian dan kemudahan dalam berusaha untuk bisa meningkatkan ekspor dalam negeri.

"Harapan kami dari para pelaku usaha tentunya pemimpin yang terpilih diharapkan mampu menyelesaikan isu- isu yang kontraproduktif terhadap percepatan ekonomi, karena tantangan perekonomian global ke depan akan sangat luar biasa," jelasnya.

Sedangkan untuk menteri kabinet kerja saat ini dinilai sudah sangat baik. Jika-pun akan dilakukan perombakan ia berharap nantinya yang menjadi tim kerja ekonomi Jokowi-Ma'ruf sesuai dengan kemampuannya.

"Ya sebaiknya menteri ekonomi ditempati oleh profesional yang expert di bidangnya serta bisa berkoordinasi," tegasnya.

(dru)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2EnW86T

May 22, 2019 at 12:37AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jokowi, Rekor Buruk Defisit Dagang, dan Perombakan Kabinet"

Post a Comment

Powered by Blogger.