Search

Ditekan Luar-Dalam, Obligasi RI Susah Gerak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah kembali terkoreksi pada perdagangan di awal pekan ini, menjelang pengumuman data pertumbuhan ekonomi Indonesia dan masih tak lepas dari sentimen negatif dari domestik dan global. Sentimen negatif domestik lainnya adalah tekanan rupiah, sedangkan sentimen negatif global berasal dari ancaman gagalnya damai dagang dan hubungan AS-Korut yang memanas. Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 4 basis poin (bps) menjadi 8,39%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.   

Yield Obligasi Negara Acuan 6 Mei'19

Seri Jatuh tempo Yield 3 Mei'19 (%) Yield 6 Mei'19 (%) Selisih (basis poin) Yield wajar IBPA 3 Mei'19
FR0077 5 tahun 7.442 7.444 0.20 7.4253
FR0078 10 tahun 7.872 7.903 3.10 7.8584
FR0068 15 tahun 8.357 8.397 4.00 8.3392
FR0079 20 tahun 8.411 8.406 -0.50 8.4018
Avg movement 1.70
Sumber: Refinitiv  Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 962,57 triliun SBN, atau 38,44% dari total beredar Rp 2.504 triliun berdasarkan data per 29 April.  Angka kepemilikannya masih positif Rp 69,32 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Koreksi pasar surat utang hari ini juga terjadi di bursa ekuitas dan pasar uang, yang masing-masingnya turun 0,99% dan 0,53%. Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi secara luas yaitu di China, India, Malaysia, Rusia, Singapura, Thailand, dan Afsel. Di negara maju, penguatan hanya terjadi di pasar bund Jerman.Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang   
Negara Yield 3 Mei'19 (%) Yield 6 Mei'19 (%) Selisih (basis poin)
Brasil 8.895 8.895 0.00
China 3.405 3.385 -2.00
Jerman 0.02 0.018 -0.20
Perancis 0.366 0.372 0.60
Inggris 1.22 1.222 0.20
India 7.396 7.392 -0.40
Jepang -0.044 -0.035 0.90
Malaysia 3.819 3.809 -1.00
Filipina 5.85 5.85 0.00
Rusia 8.14 8.13 -1.00
Singapura 2.253 2.217 -3.60
Thailand 2.49 2.48 -1.00
Amerika Serikat 2.53 2.53 0.00
Afrika Selatan 8.61 8.56 -5.00
Sumber: Refinitiv  TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2VeZxzs

May 06, 2019 at 05:51PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ditekan Luar-Dalam, Obligasi RI Susah Gerak"

Post a Comment

Powered by Blogger.