Siap dan waspada setiap hari harus selalu dilakukan oleh Deni Danial, salah satu pekerja di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Perusahaan ini beroperasi sejak 1971, dan mengoperasikan lapangan minyak dan gas bumi (migas) lepas pantai. Area operasinya membentang dari Kepulauan Seribu sampai utara Cirebon.
"Saya sudah 11 tahun bekerja di sini, masuk dari zaman masih dipegang oleh BP dan kemudian sekarang diambilalih Pertamina," ujar Deni ketika berbincang dengan CNBC Indonesia, Selasa (30/4/2019).
Ia mengungkapkan, dirinya menikmati bekerja di tengah laut, apalagi Laut Jawa, tempatnya bertugas saat ini. Hanya saja, akan terasa berat ketika rindu melanda.
![]() |
Maklum, seperti cerita dalam film Hollywood, Pirates of the Carribean: At World's End, ketika Will Turner, salah satu tokoh film tersebut yang diperankan oleh aktor Orlando Bloom, hanya diberi waktu sehari di daratan dan 10 tahun mengarungi lautan, hal serupa pun dialami oleh Deni. Hanya saja, memang waktunya tidak selama seperti film yang dirilis pertama tahun 2003 itu.
"Kami diberi waktu 12 hari di darat, 12 hari di laut. Ini normal sih, dan lumayan banget buat pulang ketemu keluarga, atau urus-urus segala macam, ke bank, ke kelurahan, dan sebagainya. Enaknya orang lain kerja, kita libur," cerita Deni.
![]() |
Berterimakasihlah pada teknologi dan akses internet yang menjadi penolong. Teknologi membuat mereka yang jauh terasa dekat. Deni bercerita, salah satu hiburan yang bisa dia dapatkan ketika berada di lautan ya akses internet tadi.
"Untung perusahaannya baik, jadi kami dikasih akses internet buat komunikasi dengan keluarga, teman, ya bersosialisasi dengan yang di darat deh," tuturnya.
![]() |
Lokasi tempatnya bekerja juga menjadi salah satu faktor, masih terjangkaunya sinyal 4G dan internet. Namun, untuk teman-temannya yang tidak terjangkau sinyal, biasanya perusahaan akan menyediakan akses internet.
"Kalau mau makan, kami itu komplit sebenarnya, seperti di hotel lah, kami sebutnya tim catering dan housekeeping. Sudah disediakan juga kok. Jadi enaknya ya begitu, kerjanya gampang, bangun tidur enggak perlu macet-macetan bisa langsung kerja, makan juga sudah ada," ucapnya.
![]() |
Deg-degan setiap hari
Berkutat dengan migas setiap hari bukanlah perkara mudah. Perlu kewaspadaan dan kehati-hatian agar tidak lalai dalam bekerja. Sebab, lanjut Deni, risikonya tinggi bila lalai.
"Kalau ada kebocoran, itu sangat berbahaya karena implikasinya kan bisa kebakaran dan ledakan. Ya kebocoran sih ada, pernah terjadi, tapi syukurnya tidak fatal, masih bisa kami tutup bocornya," kenang Deni.
Namun, bukan hanya risiko kebocoran, kebakaran, dan ledakan saja lho. Risiko lainnya juga datang dari luar wilayah kerja, misalnya kalau ada pesawat jatuh lalu menimpa wilayah kerja, atau kapal yang lepas kendali dan kemungkinan menabrak, tak terlepas juga potensi tsunami dan gempa.
Seperti ketika musibah Lion Air JT-610 yang jatuh tidak jauh dari lokasi kerjanya (lepas pantai Laut Jawa, Karawang), atau ketika ada gempa yang sangat terasa getarannya.
"Potensi tsunami mungkin saja terjadi, tapi karena kami posisinya bukan di samudera ya, jadi lebih aman. Kalau gempa sih terasa juga, pernah kerasa itu lagi tidur terus gempa, karena kami posisi platformnya itu kan dikasih kaki ya, jadi goyangnya kerasa banget," tutur Deni.
"Jadi memang selalu deg-degan, selalu awas, tapi ya dinikmati saja," katanya.
Keluarga dan kecocokan gaya kerja jadi motivasi
Sudah tahu berisiko tinggi, tetapi kenapa Deni masih mau kerja di offshore?
Jawabannya untuk keluarga. Kerja di offshore, kata Deni, pastilah memiliki penghasilan yang lebih tinggi, kira-kira tunjangannya bisa 50% dari gaji pokok.
"Tingkat penghasilannya lumayan tinggi, bisa buat keluarga," imbuhnya.
"Tapi selain itu, memang gaya kerjanya saya juga cocok, suka juga, bukan kerja kantoran. Di samping itu, sosialisasi juga masih bisa dilakukan, jadi silaturahmi tidak terputus. Itu sih," tutup Deni.
![]() |
http://bit.ly/2UOMBeI
May 02, 2019 at 12:55AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita dari Lepas Pantai: Menantang Maut di Tengah Laut"
Post a Comment