Data perdagangan mencatat, dalam 3 hari perdagangan, saham SMGR terkoreksi hingga 13% dan sejak awal tahun atau year to date, saham SMGR amblas 10%.
Bahkan, dalam 2 hari perdagangan minggu ini, saham berbasis industri semen tersebut banyak dilepas investor asing, nilai penjualan periode tersebut mencapai Rp 198 miliar. Pada pukul 15.46 WIB, pelemahan saham SMGR berkurang menjadi minus 2,52% di level Rp 11.200/saham.
Kinerja perseroan kuartal I-2019 yang di bawah ekspektasi pelaku pasar menjadi penyebabnya. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menyusut 34,85% menjadi hanya Rp 268,10 miliar, turun dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 411,55 miliar.
Beban keuangan SMGR membengkak menjadi Rp 512,99 miliar, naik dari periode sebelumnya yang hanya Rp 21,37 miliar. Beban pemeliharaan juga naik menjadi Rp 328,1 miliar dari Rp 158,56 miliar.
Saham SMGR sempat mengalami kebangkitan saat aksi akuisisi emiten PT Holcim Indonesia Tbk (kini bernama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk).
Jika dari sisi fundamental, kinerja SMGR masih tertekan, bagaimana dengan analisis teknikal atas saham ini?
Analisis Teknikal
Sumber: Refinitiv
|
Dalam jangka pendek, secara grafik saham SMGR cenderung bergerak turun (downtred). Pergerakannya masih cenderung tertekan karena bergerak di bawah rata-rata harganya selama 5 dan 20 hari (Moving Average/MA5 dan MA 20).
Potensi berbalik arah sebenarnya cukup terbuka, dikarenakan posisi sahamnya sudah memasuki wilayah jenuh jual (oversold), mengacu pada indikator teknikal Stochastic Slow yang mengukur kejenuhan pergerakan.
Melihat dari arah tren, pelemahan saham tersebut masih berpotensi berlanjut menguji level Rp 9.800/saham sebagai penahan pelemahan (support). Jika level batas bawah tersebut tertembus, maka level pelemahan berikutnya yakni di level Rp 9.150/saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/tas)
http://bit.ly/2LIExNo
May 10, 2019 at 10:55PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "3 Hari Anjlok 13%, ke Mana Arah Saham Semen Indonesia?"
Post a Comment