Usaha dari Organisasi Negara-Nagara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel/hari hingga tengah tahun 2019 masih memberi energi positif yang cukup untuk mengangkat harga.
Hingga pukul 08:45 WIB, harga minyak jenis Brent naik 0,5% ke posisi US$ 70,69/barel setelah meroket 1,35% pada perdagangan Jumat (5/4/2019).
Sebagai catatan, harga minyak Brent merupakan acuan yang sering digunakan di pasar Eropa dan sebagian negara Asia seperti Indonesia.
Adapun harga minyak jenis light sweet (WTI) yang menjadi acuan di pasar Amerika Serikat menguat 0,55% ke level US$ 63,43/barel setelah melesat 1,58% akhir pekan lalu.
Sejak awal tahun 2019, harga Brent dan light sweet telah naik masing-masing sebesar 31,39% dan 39,68%.
Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan oleh Reuters, produksi minyak OPEC pada Maret merupakan yang paling rendah sejak empat tahun lalu. Pasalnya 14 negara anggota OPEC hanya memompa minyak sebanyak 30,4 juta barel/hari sepanjang Maret, atau turun 280.000 barel/hari dibanding Februari.
Pengurangan produksi minyak terbesar dilakukan oleh Arab Saudi selaku pimpinan OPEC, yang mana pada Maret telah memangkas produksi hingga 220.000 barel/hari dibanding bulan sebelumnya.
Disamping itu, data penciptaan tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) cukup mengesankan. Sepanjang bulan Maret, ada 196.000 lapangan kerja non-pertanian yang tercipta, jauh di atas prediksi konsensus yang hanya sebesar 172.000.
Hal tersebut mengindikasikan perekonomian Negeri Paman Sam sudah mulai pulih. Bila pertumbuhan ekonomi AS bisa tumbuh lebih cepat, maka seluruh dunia juga akan ikut merasakan dampaknya. Sebab AS merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Kala ekonomi global kembali melaju kencang, maka permintaan energi, yang salah satunya adalah minyak, juga bisa meningkat.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/taa)
http://bit.ly/2VC5e6w
April 08, 2019 at 04:13PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasokan Makin Ketat, Harga Minyak Tertinggi Dalam 5 Bulan"
Post a Comment