
Berikut kurs dolar AS di pasar NDF hari ini, Jumat (19/7/2019), dibandingkan jelang penutupan pasar spot hari sebelumnya, mengutip Refinitiv:
Periode | Kurs 18 Juli (15:55 WIB) | Kurs 16 Juli (07:24 WIB) |
1 Pekan | Rp 13.968,5 | Rp 13.899,5 |
1 Bulan | Rp 14.018,5 | Rp 14.029 |
2 Bulan | Rp 14.074 | Rp 14.060 |
3 Bulan | Rp 14.129 | Rp 14.118 |
6 Bulan | Rp 14.301 | Rp 14.311 |
9 Bulan | Rp 14.457,5 | Rp 14.395 |
1 Tahun | Rp 14.615,5 | Rp 14.575 |
2 Tahun | Rp 15.251,8 | Rp 15.257,1 |
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF), yang kali terakhir diperbarui pada 18 Juli pukul 15:49 WIB:
Periode | Kurs |
1 Bulan | Rp 13.995 |
3 Bulan | Rp 14.060 |
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi 0,14% terhadap dolar AS. Penurunan suku bunga acuan berhasil menopang penguatan rupiah, yang sebelumnya melemah selama dua hari beruntun.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London. Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah. Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.
Kemarin, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Ini sesuai dengan ekspektasi pasar.
Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menilai sudah saatnya bank sentral berperan dalam mempercepat momentum pertumbuhan ekonomi. Tanpa penurunan suku bunga acuan, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional bakal berada di bawah 5%.
Penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate diharapkan mampu menular ke suku bunga kredit perbankan. Ketika suku bunga kredit sudah turun, maka rumah tangga dan dunia usaha punya ruang untuk berekspansi sehingga mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
Didorong oleh harapan pertumbuhan ekonomi domestik yang membaik. Investor kemudian memberi apresiasi terhadap rupiah. Sepertinya apresiasi itu berlanjut hari ini, karena rupiah berpeluang kembali menguat.
Semoga kado dari BI masih terasa hari ini...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
https://ift.tt/2XQeY2y
July 19, 2019 at 02:36PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Berpeluang Menguat Hari Ini, Berkat BI Effect?"
Post a Comment