Search

Duh! Frekuensi Cuma 5 kali, 2 Saham IPO Ini Auto Reject Atas

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) sahamnya mengalami penguatan 50% ke Rp 330 per saham saat pencatatan perdananya, dibuka di harga Rp 219 per saham. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis 0,02% ke 6.364,06 poin.

Diperdagangkan dengan frekuensi sebanyak 1 kali dengan volume 6 lot saham dan menghasilkan nilai sebesar Rp 198.000.

Perusahaan ini menawarkan 274,06 juta atau setara 29,13% saham kepada publik. Dengan demikian dana perolehannya dari aksi korporasi ini senilai Rp 60,01 miliar.


Dana hasil IPO akan dipakai perseroan untuk meningkatkan stok bahan baku yaitu pembelian daun tembakau dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat mengingat pasar yang terus tumbuh.

Perusahaan yang didirikan pada 1955 di Malang, Jawa Timur tersebut mencatatkan aset Rp 355,67 miliar per akhir 2018, terbagi menjadi kewajiban Rp 149,66 miliar dan modal Rp 206,01 miliar.

Pada periode yang sama, eksportir tembakau linting tersebut membukukan pendapatan Rp 134,51 miliar dan laba tahun berjalan Rp 8,24 miliar, sehingga memiliki margin laba 6,12%.

Pendapatan perseroan tersebut berasal dari penjualan tembakau linting ke pasar domestik dan pasar ekspor, yaitu ke Singapura, Malaysia, dan Jepang.

Sedangkan saham PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) sahamnya mengalami penguatan 69,33% ke Rp 254 per saham saat pencatatan perdananya, dibuka di harga Rp 150 per saham.

Diperdagangkan dengan frekuensi sebanyak 3 kali dengan volume 3 lot saham dan menghasilkan nilai sebesar Rp 76.200.

Perusahaan ini melepaskan 150 juta sahamnya ke publik atau setara dengan 22,57% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Memperoleh dana senilai Rp 22,5 miliar.

Dana ini sebesar 80% akan digunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja, antara lain sekitar 80% untuk pembelian bahan baku, sekitar 10% untuk beban pabrikasi, serta sekitar 10% untuk beban pemasaran.

Sebesar 20% akan digunakan oleh Perseroan untuk pembelian aset produksi berupa mesin-mesin pengolahan kayu.

Hingga akhir Desember 2018 perusahaan mengantongi penjualan senilai Rp 37,62 miliar, naik dari Rp 21,72 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan di pos laba tahun berjalan tercatat sebesar Rp 1,85 miliar. Jumlah ini naik tajam dari Rp 128,71 juta di akhir tahun buku 2017. (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2RSwBZ0

July 04, 2019 at 04:24PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Duh! Frekuensi Cuma 5 kali, 2 Saham IPO Ini Auto Reject Atas"

Post a Comment

Powered by Blogger.