
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan melemah: indeks Shanghai turun 0,99%, indeks Hang Seng turun 0,65%, indeks Straits Times turun 0,18%, dan indeks Kospi turun 0,37%.
Meski kinerja indeks kurang memuaskan, terdapat beberapa aksi emiten yang layak disimak sebelum pembukaan perdagangan di awal pekan ini, Senin.
1. IPO, Bima Sakti Tawarkan Harga Rp 100 - Rp 200/Saham
Calon emiten yang bergerak di bidang bisnis properti, PT Bima Sakti Pertiwi akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia.
Dalam penawaran umum perdana saham, Bima Sakti Pertiwi menawarkan harga pada kisaran Rp 100 - Rp 200 per lembarnya. Perusahaan pengelola mal di Pekanbaru tersebut akan melepas sebanyak 625 juta lembar saham kepada publik.
2. Investor Asing Obral Saham Gudang Garam, Ada Apa?
Investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 30,93 miliar di pasar reguler, dengan emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memimpin sebagai emiten yang paling banyak diobral investor asing. Investor asing membukukan net sell Rp 50,09 miliar. Sementara itu, sepanjang tahun berjalan tercatat investor asing keluar hingga Rp 1,02 triliun.
3. Lolos dari Pailit, Ini "PR" Manajemen TPS Food Selanjutnya
Emiten konsumer PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) telah merampungkan persidangan terkait persidangan terkait kasus penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang membelit perseroan beserta entitas anak.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia, perseroan menyampaikan perkembangan status terkait PKPU Tiga Pilar beserta entitas anak usaha perusahaan produsen Taro tersebut. Disebutkan, dalam persidangan yang berlangsung pada Senin hingga Rabu (10-12) Juni 2019, AISA beserta anak usahanya telah dinyatakan bebas dari kepailitan.
Dengan demikian, AISA kini dapat kembali berfokus pada operasional perusahaan dan menyelesaikan kewajiban pembayaran utang dengan skema baru.
4. Banjir di Sultra, Bagaimana Nasib Tambang Antam & Vale?
Banjir yang melanda sejumlah, Sulawesi Tenggara dalam sepekan terakhir tidak berdampak pada aktivitas produksi tambang nikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) maupun PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Bencana banjir muncul akibat intensitas hujan yang tinggi sejak 2 hingga 10 Juni 2019 .
Pemerintah Provinsi Sultra menetapkan masa tanggap darurat bencana alam dan konflik sosial selama 14 hari dari 10-24 Juni.
Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi meminta bantuan pemerintah pusat dalam menangani dampak banjir dan tanah longsor di Kabupaten Konawe Utara, Konawe, Konawe Selatan, dan Kolaka Timur, serta konflik sosial di Kabupaten Buton.
5. Kemenkeu: Audit Lapkeu Garuda Tak Sesuai Standar Akuntansi
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali buka suara soal laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA). Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto mengatakan ada dugaan audit laporan keuangan maskapai BUMN tersebut tidak sepenuhnya mengikuti standar akuntansi yang berlaku.
"Kesimpulannya ada dugaan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit itu belum sepenuhnya mengikuti standar akuntansi yang berlaku," Hadiyanto, Jumat (14/6/2019). (prm)
http://bit.ly/2Kjd8zT
June 17, 2019 at 02:29PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Saham Gudang Garam Diobral, Audit Garuda tak Sesuai Standar"
Post a Comment