Pelaku pasar tampaknya enggan memperdagangan saham anak usaha Grup Bakrie tersebut, karena ketidakjelasan prospek bisnis perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari gagalnya perusahaan mencatatkan laba sejak tahun 2010.
Terlebih, bukan hanya gagal mengantongi laba bersih, membukukan laba operasioanal saja perusahaan tidak mampu.
Selain itu, jumlah hutang perusahaan juga menggelembung, dimana total hutang yang awalnya hanya sekitar Rp 7,16 triliun pada 2010 menjadi Rp 16,13 triliun di tahun 2018. Kondisi ini mengkhawatirkan karena seiring bertambahnya hutang perusahaan, nilai ekuitas lama-lama menjadi negatif.
Melansir laporan keuangan BTEL, perusahaan mencatatkan nilai buku ekuitas negatif sejak tahun 2013. Sebagai informasi, jika nilai buku ekuitas suatu perusahaan sudah negatif lebih dari 3 tahun berturut-turut sudah merupakan indikasi adanya financial distress atau kesulitan keuangan.
Kesulitan keuangan yang dialami perusahaan juga akhirnya memaksa perusahaan melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah karyawan.
Jumah kartawan perusahaan yang di tahun 2010 tercatat sebanyak 1.901, per akhir tahun 2018 hanya tersisa 10 orang.
Di lain pihak, BTEL hingga detik ini masih dihentikan sementara perdagangnnya (suspensi) oleh BEI. Suspensi yang dilakukan oleh BEI berlandaskan laporan keuangan tahunan perusahaan yang selama 2 tahun berturut-turut selalu memperoleh pendapat 'Disclaimer' dari Kantor Akuntan Publik/Auditor.
Untuk diketahui, opini disclaimer diberikan ketika auditor merasa ruang lingkupnya dibatasi sehingga tidak dapat melaksanakan pemeriksaan sesuai standar audit yang berlaku.
Mengacu pada peraturan BEI, jika perusahaan mendapat opini 'disclaimer' 3 tahun berturut-turut, maka bursa dapat membatalkan pencatatan efek perusahaan (delisting).
Dengan kondisi yang demikian, investor tentu bertanya-tanya mengapa hingga detik ini perusahaan masih betah melantai di BEI. Toh, sudah beberapa tahun saham perusahaan tidak disentuh pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
http://bit.ly/2KASSKh
June 25, 2019 at 04:26PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Nasib Bakrie Telecom, Sempat Punya Ribuan Karyawan Tinggal 10"
Post a Comment