Huawei, pemasok perangkat telekomunikasi terbesar di dunia dan produsen smartphone terbesar kedua ini, mengandalkan komponen-komponen utama dari beberapa perusahaan teknologi AS. Tahun lalu, Huawei membeli komponen dan suku cadang senilai US$70 miliar dari 13.000 pemasok, mengutip CNN International, Senin (20/5/2019).
Dari total tersebut sebesar US$11 miliar atau setara Rp 156,2 triliun (US$1 = RP 14.200) dihabiskan untuk produk dari perusahaan AS, termasuk chip komputer dari Qualcomm dan Broadcom, serta perangkat lunak Microsoft dan Google Android Google. Pendapatan itu sekarang terancam akibat keputusan Presiden Trump.
Lawrence Ward dari firma hukum internasional Dorsey &Whitney mengatakan deklarasi darurat nasional Trump juga bisa mengganggu rantai pasokan global, karena perusahaan asing juga tidak dapat menjual produk yang mengandung komponen AS ke Huawei. Itu berarti Huawei tidak akan dapat membeli, misalnya, chipset dari pemasok Taiwan jika chipset itu mengandung komponen atau komponen AS.
 Foto: Huawei (REUTERS/Stringer) |
Huawei mengatakan telah mengantisipasi hal ini dan menghabiskan bertahun-tahun terakhir mempersiapkan skenario saat ini.
"Keputusan ini adalah langkah terbaru dalam kampanye melawan Huawei, yang dilakukan oleh pemerintah AS karena alasan politis," tulis Direksi Huawei Ken Hu dalam memo kepada karyawan, Jumat (17/5/2019). "Perusahaan telah mengetahui ini bisa terjadi. Kami telah berinvestasi banyak dan membuat persiapan penuh di berbagai bidang."
Namun Rex Wu, analis Jefferies tidak terlalu yakin dengan hal ini. Menurutnya perusahaan AS cukup mendominasi dalam software smartphone dan perangkat telekomunikasi. Huawei juga kekurangan alternatif untuk chip komputer AS dan tower BTS telekomunikasi.
Simak video tentang AS larang sekutunya gunakan Huawei di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm)
http://bit.ly/2YEx97g
May 20, 2019 at 09:50PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Trump Matikan Bisnis Huawei, Perusahaan AS Rugi Rp 156,2 T"
Post a Comment