
Berdasarkan penelitian iPrice dalam dua tahun terakhir ada 20 e-commerce lokal yang mundur dari pasar. Kebanyakan dari mereka adalah e-commerce kecil seperti What We Like, Tororo, Frozen Shop, Livaza, Brandoutlet, UKM Market, Kinerja Mall, Onmol, KuKa, shoppe33, Seroya Mart, Mall Jualan, Paradise Store, Lojai, Toko1001, Benlieschoice, Tokologi, Ngshope, Shoes Vaganza, Caristyle.
"Tapi belakangan ada pula pemain besar seperti Matahari Mall yang dilebur ke perusahaan induk," jelas iPrice dalam rilisnya yang dikutip Senin (13/5/2019).
Persaingan dalam industri e-commerce memang sangat ketat karena melibatkan uang dalam jumlah besar. Maklum, pemain-pemain besar aktif membakar duit dengan menawarkan diskon dan cashback. Para pemain besar seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada hingga Shopee memang cukup banyak dapat suntikan dana para investor.
Selain banyak yang mundur, banyak pula yang lahir. Salah satunya di e-commerce elektronik. Alasannya pasar elektronik dianggap potensial. Bila kuartal II-2017 hanya ada dua pemain, yakni Bhinneka dan Electronic Solution maka pada kuartal II-2018 jumlah bertambah Electronic City dan Pemmz.
Kuartal I-2019 jumlah pemainnya menjadi 8 perusahaan. Yakni, hinneka, Laku6, Jakarta Notebook, PlazaKamera, Pasarwarga, Pemmz, Electronic City, dan Electronic Solution. Dan pada Q1 2019 ini Bhinneka mencatatkan rataan kunjungan web bulanan terbanyak di e-commerce khusus elektronik, yaitu 3.446.500 kunjungan per bulan.
Simak video tren baru e-commerce Indonesia di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/gus)
http://bit.ly/2WE42QX
May 13, 2019 at 08:57PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tokopedia Cs Terlalu Dominan, 20 e-Commerce Gulung Tikar"
Post a Comment