Terowongan ini merupakan bagian dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Dengan berbagai tantangan yang tidak mudah, persiapan konstruksi Tunnel Walini telah dimulai sejak semester kedua di tahun 2017.
Pada tahap itu, persiapan meliputi pembangunan konstruksi Guide Wall dan Pipe Roof. Pada Juli 2018, pengerjaannya berlanjut dengan penggalian pertama pada sisi outlet tunnel dan pekerjaan lain diantaranya supporting, invert, secondary lining.
Pada 30 Desember 2018 dimulai proses penggalian pada sisi inlet tunnel. Kini, terowongan itu sudah tembus, dengan total waktu pengerjaan selama 15 bulan.
Tunnel dengan panjang 608 meter ini menjadi tunnel pertama yang berhasil tembus, dari 13 tunnel KCJB. Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra menyampaikan apresiasi kepada para kontraktor atas keberhasilannya menembus Tunnel Walini.
"Berkat dukungan dari seluruh pihak, kini, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah mencapai progres 17,38%. Pembangunannya sedang digelar secara masif dan merata di berbagai titik guna mencapai target progress pada akhir tahun sebesar 59,78%," ungkapnya.
Tunnel Walini memiliki lebar diameter dalam mencapai 12,6 meter dan lebar diameter luar mencapai 14,3 meter. Tunnel ini memiliki wesel di dalamnya serta 2 jalur kereta cepat dengan posisi DK95+472 pada inlet dan DK96+080 pada outlet.
Sisi outlet akan langsung terhubung dengan Stasiun Walini. Dengan lahan seluas 1.278 hektar, Walini merupakan salah satu titik proyek kereta cepat yang diproyeksikan sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD).
Tunnel ini dikerjakan melibatkan lebih dari 120 pekerja konstruksi dengan penggalian tunnel mencapai rata-rata 35 meter dan pengecoran secondary lining rata-rata 36 meter setiap bulannya. Chandra tidak menjelaskan lebih lanjut jumlah pekerja asal China yang terlibat.
Namun, pantauan CNBC Indonesia, terdapat ratusan pekerja asing dari negeri Tirai Bambu di sekitar lokasi proyek. Saat prosesi penembusan Tunnel Walini, tidak terdapat aktivitas pekerjaan proyek sehingga tidak dapat diketahui aktivitas sehari-hari dari proyek ini.
Kendati demikian, terdapat aparat keamanan yang menjaga ketat lokasi. Di lokasi tersebut, terdapat tiga mess khusus bagi para pekerja asal China yang terletak dengan jarak cukup berjauhan.
![]() |
Sebelumnya, Chandra Dwiputra pernah menyebut bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk proyek KCJB pada 2019 mencapai 33 ribu orang. Apabila diperinci, sebanyak 20% di antaranya merupakan tenaga kerja asing (TKA) yang mayoritas berasal dari China.
"Perbandingan jumlah antara TKA dengan pekerja lokal itu kita batasi 1:4. Jadi maksimal 20% yang dari TKA," ungkapnya saat ditemui di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (20/12/2018) silam.
Berdasarkan persentase tersebut, maka TKA yang bakal mengerjakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sekitar 6.600 orang. Terkait hal itu, Chandra memastikan kekhawatiran itu tidak beralasan. "Untuk unskilled (pekerja kasar) wajib lokal," ujarnya.
Simak video terkait kereta cepat di bawah ini.
(miq/miq)
http://bit.ly/2E9yOto
May 15, 2019 at 05:25PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terowongan Walini Kereta Cepat JKT-BDG dan Potret Pekerja China"
Post a Comment