
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara acuan global kembali amblas ditekan sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Ancaman perlambatan ekonomi global kembali muncul setelah AS dan China secara resmi mengumumkan kenaikan tarif masuk produk impor masing-masing negara.
Negeri Paman Sam meningkatkan bea impor produk China senilai US$ 200 miliar menjadi 25%. Sedangkan China menambah tarif masuk sekitar 5%-25% pada produk-produk AS senilai US$ 60 miliar.
Artinya tarif masuk yang dikenakan sudah melampaui tahun lalu, dimana kedua negara sama-sama memberlakukan bea masuk sebesar 10%.
Tahun lalu saja, ekonomi global sudah melambat. China sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia hanya mampu membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6% sepanjang tahun 2018 atau paling lambat sejak 1990.
Kondisi tersebut juga masih belum hilang hingga awal 2019. Di kuartal I-2019, pertumbuhan ekonomi China hanya sebesar 6,4% YoY, juga paling lambat sejak 1990.
Nah, apalagi tahun ini ditambah perang dagang ronde dua. Rantai pasokan yang sudah lambat, akan sulit untuk didorong. Bahkan ada kemungkinan tambah melambat.
Aktifitas manufaktur yang menopang ekonomi pun tak bisa melaju lebih cepat.
Dampaknya, permintaan komoditas energi, yang masih banyak berasal dari batu bara sulit tumbuh. Masih ada pula risiko permintaan batu bara terkontraksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps)
http://bit.ly/2YuwMfc
May 15, 2019 at 05:15PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi Buat Harga Batu Bara Merana"
Post a Comment