Search

Produksi Blok Terminasi Pertamina Turun, Mahakam Paling Parah

Jakarta, CNBC Indonesia- Sejak 2017 hingga sekarang, PT Pertamina (Persero) setidaknya telah mendapat belasan blok migas terminasi (yang berakhir kontraknya) secara cuma-cuma dari pemerintah. Tapi, sejak dikelola oleh Holding BUMN Migas ini, blok-blok yang di antaranya pernah jadi tulang punggung migas Indonesia justru mengalami penurunan.

Hal ini diungkap oleh Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman. "Memang turun, persennya rata-rata declining 4%," ujar Fatar saat dijumpai di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (6/5/2019).


Menurut Fatar, penurunan ini masih wajar karena memang target di APBN untuk produksi migas juga cukup tinggi. APBN 2019 menetapkan target lifting minyak 775 ribu barel per hari dan gas bumi 1,25 juta barel oil setara minyak per hari (BOEPD). Secara keseluruhan lifting migas ditargetkan 2,2 juta boepd.

"Memang segitu maksimumnya. Cuma kan APBN tinggi kita harus kejar di atas itu. Ya, declining-nya mesti dikecilkan," tambah Fathar. 

Fatar menambahkan blok migas yang paling banyak mengalami penurunan ialah PT Pertamina Hulu Mahakam.  "PHM [yang penurunannya paling tinggi]. Masih Mahakam ya." tandas Fatar. 

Berdasar data SKK Migas, pencapaian lifting migas selama kuartal I-2019 sebesar 1.814 juta barel setara minyak per hari (boepd), atau 94,6 % dari target APBN 2019 yang sebesar 2.205 ribu boepd. 

[Gambas:Video CNBC] (gus/gus)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2Wp98Ac

May 06, 2019 at 08:53PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Produksi Blok Terminasi Pertamina Turun, Mahakam Paling Parah"

Post a Comment

Powered by Blogger.