
Pada pukul 19:57 WIB, indeks dolar berada di kisaran 97,20 atau melemah 0,18%, mengutip data dari Refinitiv.
Masih belum jelasnya hasil perundingan dagang AS - China membuat para investor berhati-hati, bisa jadi akan ada damai dagang, atau malah perang dagang yang kembali berkobar.
Meski perundingan dagang masih berlangsung hari ini, AS secara resmi telah menaikkan tarif impor menjadi 25% dari sebelumnya 10% terhadap produk China senilai US$ 200 miliar.
Tidak hanya itu, Presiden AS Donald Trump juga berencana mengenakan bea impor sebesar 25% untuk produk-produk China senilai US$ 325 miliar yang saat ini belum dikenakan tarif.
Di sisi lain, Pemerintah Beijing sudah berencana membalas kebijakan AS, meski belum jelas apa yang akan dilakukan. Untuk saat ini AS telah mengenakan tarif impor terhadap produk China senilai US$ 250 miliar, sebaliknya China mengenakan tarif impor produk AS senilai US$ 110 miliar.
Sementara itu Departemen Perdagangan AS melaporkan inflasi yang dilihat dari indeks harga konsumen atau consumer price index (CPI) bulan April sebesar 0,3% lebih rendah dari prediksi 0,4% di Forex Factory, dan pertumbuhan sebelumnya 0,4%.
Core CPI yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi dalam perhitungan hanya tumbuh 0,1%, lebih rendah dari prediksi 0,2%. Rendahnya inflasi di AS menjadi salah satu alasan Federal Reserve/The Fed tidak menaikkan suku bunganya di tahun ini.
Kembali lagi ke perundingan dagang, hingga perdagangan sesi AS nanti ditutup hasil ataupun berita-berita terbaru akan dapat menggerakkan pasar forex lebih jauh.
Jika damai dagang gagal tercapai ada kemungkinan China juga akan menaikkan tarif impor produk AS yang tentunya memicu babak baru perang dagang. Skenario ini tentunya akan menguntungkan bagi aset-aset safe haven, dan yen berpotensi menguat lawan dolar. Sementara euro dan poundsterling kemungkinan akan melemah melawan mata uang Paman Sam.
Namun jika damai dagang tercapai, yen kemungkinan akan melemah lawan dolar, sementara euro dan pound memiliki peluang menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/roy)
http://bit.ly/309HARA
May 11, 2019 at 03:25AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perundingan Dagang Belum Usai, Dolar Malah Tertekan Data CPI"
Post a Comment