Amerika Serikat (AS) Secara resmi telah menaikan bea masuk barang-barang tertentu dari China sebesar 25% senilai US$ 200 miliar, per tanggal 10 Mei 2019. Hal ini menunjukkan bahwa tanda-tanda damai dari dua perekonomian terbesar di dunia tersebut belum terlihat.
Pada tahun lalu, AS menerapkan tarif impor 10% terhadap produk China, sebaliknya China menerapkan tarif impor 5% dan 10%. Akibatnya perekonomian dunia mengarah kepada kontraksi.
Efek perang dagang tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap kinerja PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) yang mengalami stagnasi.
Sepanjang kuartal I-2019, laba bersih perusahaan yang dapat diatribusikan ke pemilik mencapai US$ 47,92 juta, angka tersebut meningkat hanya 1% jika dibandingkan laba kuartal I-2018 pada angka Rp 47,42 juta.
Pendapatan perusahaan per kuartal I-2019 mencapai US$ 306,9 juta, tumbuh 11,2% jika dibandingkan kuartal I-2018 pada angka US$ 275,9 juta.
Sepanjang tahun 2018 lalu, laba TKIM melejit hingga 667,6% year-on-year (YoY) yang disumbang dari entitas anak perusahaan yang bernama PT Oki Pulp & Paper Mills dengan pemasukan US$ 230,19 juta, atau setara Rp 3,33 triliun (kurs Rp 14.481/US$).
Kinerja saham TKIM bisa dikatakan dikatakan anjlok sepanjang tahun ini. Sejak awal tahun ini kinerja saham perusahaan yang bergerak di bidang industri kertas tersebut sudah terkoreksi 48%.
Hingga penutupan perdagangan sesi I pukul 12.00 WIB, harga saham TKIM diperdagangkan menguat tipis sebesar 0,44% ke level Rp 5.700/unit saham. Volume transaksi mencapai 600 unit saham senilai Rp 3,4 miliar.
Saham TKIM masih cenderung tertekan jika melihat dari pergerakannya secara jangka pendek. Posisi saham TKIM bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5). (yam/hps)
http://bit.ly/30z59np
May 20, 2019 at 08:27PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang Berkobar, Kinerja Saham TKIM Anjlok 48%"
Post a Comment