Ini membuat rupiah melemah selama dua hari beruntun. Kemarin, rupiah melemah tipis 0,03%.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih belum melemah meski tidak menguat juga. Stagnan saja di Rp 14.450/US$. Namun tidak terlalu lama, rupiah terjerumus ke zona merah. Perlahan, depresiasi rupiah semakin dalam dan zona hijau terasa begitu jauh.Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini: Sejatinya rupiah punya alasan untuk menguat. Sebab mata uang Tanah Air justru terapresiasi di perdagangan pasar Non-Deliverable Forwards (NDF). Biasanya gerak pasar NDF searah dengan pasar spot, tetapi hari ini sepertinya tidak demikian.
Periode | Kurs 20 Mei (15:58 WIB) | Kurs 21 Mei (16:19 WIB) |
1 Pekan | Rp 14.528,9 | Rp 14.506,5 |
1 Bulan | Rp 14.622,4 | Rp 14.592 |
2 Bulan | Rp 14.703,8 | Rp 14.675,5 |
3 Bulan | Rp 14.797,4 | Rp 14.764,5 |
6 Bulan | Rp 15.019.9 | Rp 14.999,5 |
9 Bulan | Rp 15.227,9 | Rp 15.198,5 |
1 Tahun | Rp 15.422,4 | Rp 15.399,5 |
2 Tahun | Rp 16.106 | Rp 16.106 |
Sebenarnya memang ada sentimen positif yang bisa mendukung penguatan rupiah. Dini hari tadi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin sebagai pemenang Pilpres 2019 dengan raihan suara 55,5%. Unggul dibandingkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno (44,5%). Meski Prabowo tidak terima dengan hasil tersebut dan akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK), tetapi Jokowi sudah menginjakkan satu kaki di Istana Negara untuk kembali menjadi presiden. Artinya kemungkinan arah kebijakan pemerintah dalam lima tahun ke depan tidak akan berubah signifikan. Kepastian ini semestinya menjadi sentimen positif bagi rupiah. Namun ternyata mata uang Tanah Air justru melemah. Apa yang terjadi? (BERLANJUT KE HALAMAN 2) (aji/aji)
http://bit.ly/2VO9qEF
May 21, 2019 at 11:33PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi 2 Periode, Rupiah Melemah 2 Hari Beruntun"
Post a Comment