
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan jika IHSG sudah mengalami koreksi lebih dari 2% maka bursa akan menghentikan perdagangan (suspensi) pada hari tersebut.
"Kalau sampai dalam banget ada crisis protocol ... di atas 2% dianggap dalam (sehingga) ada suspensi pasar (untuk cooling down) ataupun sampai stop trade apabila terjadi situasi ekstrem," kata Laksono kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/5).
Penghentian perdagangan ini dilakukan hanya hingga akhir sesi perdagangan hari tersebut, kecuali jika dianggap perlu diteruskan sesuai dengan hasil diskusi dengan regulator.
Hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, IHSG terperangkap di zona merah setelah ditutup terperosok ke level 6.056,27 atau anjlok 1,29%.
Kondisi ini disebabkan oleh adanya sentimen dari Amerika Serikat (AS) dan China yang terus berseteru perihal penetapan tarif dagang antara kedua negara.
China memutuskan membalas serangan AS dengan mengumumkan bahwa bea masuk bagi importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar akan dinaikkan menjadi 20 dan 25%, dari yang sebelumnya berada di level 5% dan 10%. Kenaikan tersebut akan berlaku pada tanggal 1 Juni mendatang.
Keputusan ini diambil setelah Trump terlebih dahulu menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari 10% menjadi 25% di tengah-tengah dialog yang sedang digelar antara kedua negara.
Sentimen ini sontak membuat pasar keuangan kebakaran, tak terkecuali Indonesia.
Laksono menilai koreksi yang terjadi hingga saat ini masih dalam batas normal, sehingga bursa belum perlu untuk mensuspensi perdagangan hari ini.
Dia menilai menanggapi kondisi ini investor masih akan wait and see perkembangan terkait perang dagang ini.
"Bisa lama dan bisa sebentar tergantung dari pembicaraan antara dua negara itu. Tergantung nada bicara nya positif atau negatif," jelas dia. (hps/hps)
http://bit.ly/2W4AYot
May 14, 2019 at 08:44PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini yang Dilakukan BEI Jika IHSG Anjlok Lebih 2%"
Post a Comment