Search

Faktor Geopolitik, Medco Lego Aset Migas ke Pemerintah Libya

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah Tunisia, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) kembali menjajaki rencana divestasi kepemilikan aset migas di luar negeri lainnya yakni Libya tapi dengan alasan yang berbeda yakni karena faktor geopolitik yang kurang kondusif bagi eksplorasi minyak.

Hilmi Panigoro, Presiden Medco Energi, mengatakan rencana divestasi ini tengah dijajaki dan kemungkinan aset migas perusahaan akan ditawarkan kepada Pemerintah Libya dan juga perusahaan migas mayor yang sudah beroperasi di negara Afrika Utara tersebut.

Hilmi mengatakan penawaran yang diajukan biasanya dalam bentuk penyebutan besaran cadangan migas dan juga tingkat kompetitif untuk sumur minyak tersebut. Dengan begitu, pihak calon pembeli akan memasukkan nominal penawaran untuk mengakuisisi aset migas dari Medco.


Sebagai informasi, kata dia, investasi yang sudah dibenamkan Medco di Libya mencapai US$ 250 juta atau saat ini setara dengan Rp 3,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.400/US$).

"Saya kira dari waktu ke waktu kami me-review aset kami, Tunisia walau relatif stabil tapi ukuran terlalu kecil produksinya hanya 10.000 barel per hari, makanya kami lepas cari yang lebih besar," katanya dalam program Closing Bell, CNBC Indonesia, Selasa (28/5/2019).


"Untuk alasan yang berbeda, Libya juga [dijajaki dilepas]. Secara resmi proses untuk menawarkan kepada pemerintah Libya. Kami menyebutkan cadangan sekian dan kompetitif proses, mereka [calon pembeli] akan masukan bidding [penawaran]. Medco sudah spent US$ 250 juta dolar, kalau bisa balik sebagian itu saja sudah bagus," katanya.

Dia menjelaskan secara produksi, Libya menjanjikan dan berpotensi. Hanya saja dengan tingginya tensi geopolitik di sana membuat Medco kesulitan untuk menjalankan operasional, dibandingkan dengan perusahaan migas mayor atau raksasa lain yang memiliki kapasitas dan sumber daya di atas Medco.

"Saya kira [kami tawarkan] ke perusahaan negara atau major company di sana."

Medco, tegas Hilmi, berupaya untuk terus menggenjot produksi migas di luar negeri sehingga dengan demikian besarnya produksi minyak tersebut setidaknya dapat membantu pemerintah Indonesia untuk mengurangi ketergantungan impor minyak.

Pada 8 Februari 2007, Medco Energi melalui anak perusahaannya, Medco International Ventures Limited (MIV) dan mitra kerjanya, Verenex Energi Inc. (Verenex), mengumumkan adanya hasil uji produksi sementara pada sumur eksplorasi pertamanya, A1-47/02, dan mengkonfirmasikan statusnya sebagai penemuan minyak.

Verenex adalah perusahaan migas internasional yang berbasis di Kanada dan merupakan operator dari Area 47 yang terletak di cekungan Ghadames, Libya.


Atas informasi ini, The Libyan National Oil Corporation (NOC) mengumumkan sumur tersebut sebagai penemuan pertama pada blok eksplorasi yang telah diberikan pada putaran pertama penawaran internasional di Januari 2005.

Medco Energi masuk ke Libya setelah mendapatkan hak partisipasi di Area 47 pada tahun 2005 dan 2009. Perseroan bersama Verenex telah mengebor 20 sumur eksplorasi dan enam sumur delineasi atau appraisal.

Dari jumlah itu, 18 sumur eksplorasi tersebut menunjukkan adanya temuan cadangan minyak besar. Pemboran deliniasi biasanya terdiri dari 3-4 sumur yang bertujuan untuk memastikan batas reservoir (tempat terakumulasinya minyak).

Mengacu laporan D&M, pada 30 September 2008, sumber daya kontingensi gross Area 47 adalah sebesar 352 juta barel setara minyak (MMBOE).

Simak penerbitan obligasi Medco untuk akuisisi Ophir.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2VXWmaJ

May 29, 2019 at 02:04AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Faktor Geopolitik, Medco Lego Aset Migas ke Pemerintah Libya"

Post a Comment

Powered by Blogger.