Search

Dapen Norwegia Lepas Saham 46 Emiten Batu Bara, Siapa Saja?

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu dana pensiun terbesar di dunia asal Norwegia, Kommunal Landspensjonskasse (KLP), mendivestasi portofolio dari 46 perusahaan di dunia yang memiliki lini usaha bisnis batu bara, termasuk di Indonesia.

KLP mendivestasi portofolio mereka di 46 perusahaan di seluruh dunia dengan nilai total 3,2 miliar krona Norwegia (NOK) atau setara dengan US$ 366 juta. Nilai tersebut sekitar Rp 5,2 triliun, dengan asumsi kurs Rp 14.200/US$ dan kurs NOK Rp 1.641.

Data Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) mengungkapkan, dari 46 perusahaan tersebut, KLP mendivestasi sahamnya di PT Astra International Tbk (ASII) dan anak usaha Astra di bisnis batu bara, PT United Tractors Tbk (UNTR).

Porsi saham KLP di ASII sebanyak 25,3 juta krona dan UNTR sebanyak 10,6 juta krona. Nilai total investasi di Grup Astra mencapai 35,9 juta krona atau setara Rp 59 miliar.


Perusahaan manajer investasi yang mengelola dana KLP menyatakan dana pensiun tersebut enggan mengambil risiko berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang terkait dengan bahan bakar fosil atau bisnis lain yang dianggap tidak berkelanjutan.

Hal itu karena tekanan masyarakat kian meningkat terkait dengan upaya membatasi kerusakan lingkungan.

"Yang dilakukan KLP dalam hal ini bukanlah hal baru, dan memang perjalanannya sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Namun kriteria yang mereka terapkan sekarang lebih ketat dibanding sebelumnya, yang tentunya perlu diapresiasi," kata analis keuangan IEEFA, Elrika Hamdi, kepada CNBC Indonesia, Rabu (8/5/2019).

"Kepemilikan KLP di ASII dan UNTR memang tidak signifikan, hanya sebesar 0,01% dan 0,02%, tapi bila tren ini diikuti oleh pemegang saham lainnya, tentu akan melimitasi kumpulan investor yang dapat berinvestasi dalam saham-saham perusahaan tersebut, pada akhirnya melukai kemampuan perusahaan tersebut untuk meningkatkan capital," katanya lagi.

April lalu, KLP juga menegaskan akan menjual kepemilikan saham senilai 97 juta krona (Rp 159 miliar) di perusahaan penambang asal Brazil, Vale, karena kekhawatiran akan bencana bendungan yang menewaskan sekitar 300 orang pada Januari silam.


Selasa pekan ini, KLP menegaskan tidak akan lagi berinvestasi di perusahaan mana pun yang memperoleh lebih dari 5% pendapatan dari bisnis batu bara.

"Batu bara tidak bisa dan seharusnya tidak menjadi bagian dari pasokan energi di masa depan," kata Chief Executive KLP Sverre Thornes dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Rabu (8/5/2019).

Foto: Chief Executive KLP Sverre Thornes/KLP

Dana pensiun yang mengelola sekitar 600 miliar krona (Rp 985 triliun) ini menegaskan akan mengurangi eksposur batu bara dalam investasinya. Sebelumnya KLP juga menyatakan sudah mendivestasi sahamnya di Glencore, pengirim batu bara seaborn (via laut) terbesar di dunia.

Beberapa perusahaan batu bara seperti Vale, Anglo American dan BHP saat ini belum memberikan komentar langsung kepada ReutersBHP adalah produsen batu bara kokas (cooking coal) terbesar di dunia, yang digunakan untuk pembuatan baja, tetapi BHP juga memproduksi batu bara thermal.

Coking coal
adalah batu bara yang biasa digunakan dalam proses pembuatan coke atau kokas yang dipakai dalam industri pembuatan baja dan besi. Sementara, thermal atau steaming coal biasa untuk menggerakkan turbin penghasil listrik.

BNP Paribas Asset Management, seperti dikutip Reuters, mengatakan pada Maret lalu, bahwa mereka akan berhenti berinvestasi di perusahaan yang memperoleh lebih dari 10% pendapatan dari batu bara thermal

Data siaran pers laporan kuartal I-2019, KLP melaporkan total aset KLP Group mencapai 699 miliar krona dan mencatatkan tingkat pengembalian investasi (return) pada periode itu tembus 2,2 miliar krona (Rp 3,61 triliun).

Dalam laporan Responsible investments KLP periode June 2010, dana pensiun itu juga mengungkapkan Grup Astra yang dimiliki oleh Jardine Matheson, menjadi satu dari perusahaan yang masuk radar investasi di Indonesia.

Saham ASII pada perdagangan sesi II, Rabu ini terkoreksi 1,66% di level Rp 7.400/saham, sementara saham UNTR juga minus 1,38% di level Rp 26.775/saham.

Simak ulasan kinerja Astra di kuartal I-2019.

[Gambas:Video CNBC]

(prm)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/303bVkT

May 08, 2019 at 10:20PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Dapen Norwegia Lepas Saham 46 Emiten Batu Bara, Siapa Saja?"

Post a Comment

Powered by Blogger.