Jika tak ada aral melintang, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjononegoro mengatakan lokasi bisa ditentukan mulai tahun ini dan dilanjut dengan pembangunan infrastruktur pada 2020. Apabila rencana ini sukses, Jakarta akan menjadi kota pusat bisnis sepenuhnya.
"Jakarta akan tetap berkembang, sebagai kota bisnis harus selevel dengan Kuala Lumpur atau bisa lebih baik," ujar Bambang dalam diskusi terkait ibu kota baru di Kantor Staf Presiden, Senin (13/5/2019).
Bambang mengatakan Jakarta bahkan harus masuk dalam jajaran kota besar dunia, setidaknya di posisi 5 besar. "Maka kota bisnisnya harus punya size yang besar," kata dia.
Sementara untuk ibu kota baru, bisa membantu pemerataan ekonomi di luar Jawa sebagai salah satu strategi pemerintah mengurangi kesenjangan. Insentif untuk swasta juga disiapkan jika rencana ini jalan, namun sampai saat ini targetnya adalah ke pembangunan area pemukiman dan perkantoran.
Pengalaman pemerintah untuk membangun daerah baru biasanya swasta tidak meminta insentif apapun, namun lebih ke masalah konektivitas asalkan pemerintah memberi konsesi tadi. "Bisnis modelnya seperti bisnis model properti, bedanya kita membangun sebuah pemerintahan."
Deputi IV Bidang Komunikasi dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP) Eko Sulistyo mengatakan pemindahan pusat pemerintahan bukan sesuatu yang baru. "Ada buku yang menarik saya kira mengenai capital city, ini mencatat hampir 30-an lebih kota dalam 100 tahun, di mana negara-negara memindahkan ibu kotanya. Mungkin terakhir Mesir memindahkan ibu kota baru, ini sesuatu yang bisa dianggap tren global."
[Gambas:Video CNBC] (gus)
http://bit.ly/2WEhtQF
May 13, 2019 at 08:25PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Ibu Kota Baru, Bagaimana Nasib Jakarta ke Depan?"
Post a Comment