Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai 30 April 2019, produksi minyak di Blok Rokan sebesar 196.515 barel per hari.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati ketika ditemui di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Lebih lanjut, Nicke mengatakan, meski kontrak bagi hasil (PSC) blok Rokan sudah ditandatangani, secara hukum Pertamina belum bisa melakukan investasi dalam hal produksi. Kendati demikian, pihaknya memiliki tiga opsi untuk menjaga agar penurunan produksi di blok Rokan tidak lebih dalam.
"Belajar dari transisi di Blok Mahakam, difasilitasi oleh SKK Migas, ada beberapa opsi yang bisa dilakukan," ujar Nicke.
Yang pertama, papar Nicke, yakni dengan melakukan join operation bersama kontraktor eksisting saat ini, yaitu Chevron Pacific Indonesia (CPI). Namun, Nicke mengakui, hal ini dirasa sulit.
Sehingga, berangkat pada opsi tersebut, pihaknya memiliki opsi kedua yakni dengan mengelola area yang selama ini belum dikelola.
"Area ini yang kemudian kami usulkan supaya Pertamina bisa masuk terlebih dulu. Kami harapkan sebelum Agustus 2021 Pertamina sudah masuk duluan," kata Nicke.
Opsi ketiga, menurut Nicke, dirasa yang paling mudah dilakukan, yakni pihaknya meminta supaya Pertamina dilibatkan dalam perencanaan investasi. Tujuannya, untuk memenuhi syarat produksi minimal sebelum Blok Rokan diserahterimakan, untuk kemudian dialihkelolakan pada Pertamina.
"Intinya Pertamina siap masuk lebih awal dengan skema yang win-win dan siap investasi juga, agar produksinya tidak turun drastis," pungkas Nicke.
![]() |
[Gambas:Video CNBC] (gus)
http://bit.ly/2W3GPdK
May 15, 2019 at 07:48PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "3 Strategi Pertamina Demi Blok Rokan Tak Merosot Tajam"
Post a Comment