Direktur utama Bank BTPN Ongki Wanajati mengatakan kinerja keuangan kuartal I-2019 belum mencerminkan kinerja keuangan sesungguhnya. Pasalnya, BTPN hanya mencatatkan kinerja bisnis korporasi hanya 2 bulan sementara kinerja bisnis ritel banking 3 bulan.
"Kinerja corporate banking pada awal tahun (Januari) tidak bisa dibukukan karena Bank BTPN hasil merger beroperasi sejak 1 Februari 2019. Kinerja corporate banking satu bulan laginya masuk ke return earning tak bisa diakui sebagai laba," jelas Ongki di Gedung BTPN, Jakarta, Kamis (25/4/2019).
"Kebanyakan nasabah kami adalah nasabah dengan bunga kredit tetap sehingga menaikkan bunga tidak bisa dilakukan," jelasnya.
Pada kuartal I-2019, BTPN menyalurkan kredit sebesar Rp 139,84 triliun. Angka ini meningkat 114,25% dibandingkan penyaluran kredit kuartal I-2018 sebesar Rp 65,27 triliun. Adapun dana pihak ketiga (DPK) meningkat 55,68% dari Rp 62,98 triliun menjadi Rp 98,05 triliun.
Per 31 Maret 2019, Aset BTPN mencapai Rp 192,15 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu aset BTPN Rp 95,82 triliun. Rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,13%. Adapun rasio LDR mencapai 134%. NPL gross 0,77%.
Bank BTPN merupakan bank hasil merger antara PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) . Bank baru ini baru beroperasi pada awal Februari 2019.
Saksikan video Bos BTPN Beberkan Rencana Bisnis Pasca-Merger
(dob/dob)
http://bit.ly/2ZzGRZO
April 25, 2019 at 11:24PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terungkap! Ini Alasan Laba BTPN Turun Pasca Merger"
Post a Comment