
Seperti diketahui, tingkat keterisian penumpang di Bandara Internasional Jawa Barat itu terbilang rendah, bahkan di saat musim padat terbang (peak season). Bahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sampai-sampai harus menyampaikan imbauan kepada pegawai negeri sipil (PNS) dan tokoh masyarakat Jawa Barat untuk menggunakan bandara tersebut.
JK pun memiliki pandangan tersendiri, sejumlah faktor yang menyebabkan tingkat keterisian penumpang di bandara Kertajati cukup rendah. Salah satunya, dari lokasi bandara.
"Itu Kertajati atas inisiatif pemerintah daerah Jawa Barat. Dalam hal ini, pak Gubernur. Karena serba tanggung," kata JK di kantor Wapres, Selasa (9/4/2019).
Menurut Wapres, lokasi bandara dianggap 'nanggung' lantaran masyarakat yang ingin menggunakan bandara tersebut harus menempuh perjalanan sejauh 100 kilometer. Hal itu dianggap tak efisien.
"Mungkin kurang penelitian sehingga lokasinya tidak pas untuk Bandung dan untuk Jakarta. Tanggung. Jadi kalau kau ke Bandung, lewat Kertajati mesti naik mobil lagi sampai 100 kilometer," ujar Wapres.
Bahkan, JK tak segan menyebut perencanaan pembangunan bandara tersebut tidak terlalu baik, lantaran lokasinya yang disebut tidak mudah dijangkau oleh masyarakat setempat.
"Jadi lebih baik langsung aja ke Bandung. Jadi agak ya, boleh dibilang perencanaannya tidak terlalu bagus. Pemerintah pusat juga salah, karena tidak.... bukan salah, tapi lain kali jangan kita membuat lagi hanya ingin ada airport, karena letaknya nanggung," jelasnya.
Padahal usaha yang dikeluarkan untuk membangun bandara tersebut tidak main-main.
Asal tahu saja, total nilai proyek pembangunan Bandara Kertajati mencapai Rp 2,6 triliun. Uang dengan jumlah sebesar itu seharusnya mampu menghasilkan bandara yang dapat melayani 18 juta penumpang setiap tahun.
Beberapa penerbangan rute domestik memang tercatat sudah bisa dilakukan dari/ke bandara Kertajati. Namun jumlahnya masih sangat minim.
Tengok saja penerbangan rute Surabaya-Majalengka yang hanya dilakukan sekali dalam satu minggu.
Sepanjang periode 10-30 April 2019, hanya ada tiga penerbangan dengan rute Surabaya-Majalengka. Seluruh penerbangan dilakukan pada hari Minggu, yaitu pada tanggal 14, 21, dan 28 April 2019. Rata-rata harga tiket rute Surabaya-Jakarta adalah sebesar Rp 1,4 juta.
Sama halnya dengan penerbangan rute Balikpapan-Majalengka yang juga hanya ada satu kali dalam seminggu.
Pada periode yang sama, ada tiga penerbangan Balikpapan-Majalengka yang seluruhnya dilakukan pada hari Sabtu, yaitu pada tanggal 13, 20, dan 27 April 2019. Adapun rata-rata harga tiket sebesar Rp 3,7 juta.
Akan tetapi rute Balikpapan-Majalengka harus melalui 2 kali transit, yaitu di Jakarta dan Surabaya.
Sebagai catatan, penelusuran tersebut dilakukan di situs Traveloka.com pada hari Selasa (8/4/2019) pada pukul 17:00 WIB.
Tampaknya permintaan yang masih minim membuat maskapai masih enggan untuk terbang lebih sering ke bandara Kertajati. (hps/hps)
http://bit.ly/2IuMAdt
April 10, 2019 at 04:11PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kertajati, Bandara Seharga Rp 2,6 T Cuma Layani 1 Penerbangan"
Post a Comment