Search

Pejabat Sri Lanka Sembunyikan Info Rencana Bom, Ratusan Tewas

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangkaian serangan bom bunuh diri di Minggu Paskah (21/4/2019) menghancurkan ketenangan yang telah ada di Sri Lanka, yang mayoritas penduduknya beragama Budha.

Delapan bom yang meledak di tiga gereja, empat hotel, dan satu rumah itu menewaskan sedikitnya 359 orang serta melukai lebih dari 500 lainnya.


Di Sri Lanka pernah terjadi perang saudara terhadap sebagian besar Hindu dan etnis separatis Tamil. Perang itu baru berakhir 10 tahun yang lalu. Kejadian pemboman ini menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya kekerasan sektarian di negara itu.


Ada 22 juta orang di Sri Lanka termasuk minoritas Kristen, Muslim, dan Hindu. Sampai sekarang, orang-orang Kristen sebagian besar telah berhasil menghindari konflik terburuk dan ketegangan komunal di pulau itu.

Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan terkoordinasi terhadap tiga gereja dan empat hotel itu. Jika benar begitu, maka serangan tersebut dipastikan akan menjadi yang paling mematikan yang pernah dikaitkan dengan kelompok militan itu.

Baik pemerintah Sri Lanka mengatakan skala dan kecanggihan pengeboman yang terkoordinasi menunjukkan keterlibatan kelompok eksternal seperti ISIS.

Biro Investigasi Federal AS dan militer juga mendukung penyelidikan akan adanya kemungkinan campur tangan asing dalam pemboman itu, kata Duta Besar AS untuk Sri Lanka, Alaina Teplitz, kepada wartawan.

Pejabat Sri Lanka Sembunyikan Info Rencana Bom, Ratusan TewasFoto: Patung Yesus Kristus yang terciprat darah terlihat saat para pejabat TKP memeriksa lokasi ledakan bom, saat matahari bersinar melalui atap yang hancur, di dalam. Gereja St Sebastian di Negombo, Sri Lanka 21 April 2019. (REUTERS / Stringer)

"Jika Anda melihat skala serangan, tingkat koordinasi, kecanggihan mereka, masuk akal untuk berpikir ada hubungan dengan jaringan asing," kata Teplitz, dilansir dari Reuters.

Kejadian ini juga memperlihatkan kegagalan intelijen Sri Lanka yang signifikan. Padahal, telah ada peringatan akan adanya serangan tersebut namun tidak direspons dengan baik di tingkat pemerintahan tertinggi.

"Ini adalah kesalahan besar dalam hal pembagian informasi intelijen," kata Wijewardene. "Kita harus bertanggung jawab."


Lakshman Kiriella, pemimpin parlemen, mengatakan para pejabat tinggi sengaja menyembunyikan informasi tentang kemungkinan serangan dari intelijen.

"Para pejabat keamanan tingkat tinggi tidak mengambil tindakan yang tepat," tambah Kiriella, yang juga menteri perusahaan publik, kepada parlemen.

Dia mengatakan informasi tentang kemungkinan serangan diterima dari intelijen India pada 4 April dan pertemuan Dewan Keamanan yang dipimpin oleh Presiden Maithripala Sirisena tiga hari kemudian, tetapi informasi tersebut tidak dibagikan secara lebih luas.


Sirisena mengatakan kantornya tidak pernah menerima laporan India itu. Perdana menteri juga belum diberitahu tentang peringatan adanya serangan, kata seorang menteri.

Presiden pernah memecat Perdana Menteri Wickremesinghe Oktober lalu karena perbedaan politik, namun beberapa minggu kemudian ia diminta menjabat kembali di bawah tekanan dari Mahkamah Agung.

Dua sumber yang dekat dengan presiden mengatakan dia telah meminta kepala polisi dan menteri pertahanan untuk mengundurkan diri.

Saksikan video perkembangan pasca-serangan bom Sri Lanka berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]

(prm)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2IH3rua

April 25, 2019 at 09:44PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pejabat Sri Lanka Sembunyikan Info Rencana Bom, Ratusan Tewas"

Post a Comment

Powered by Blogger.