Search

Manufaktur Inggris Cetak Rekor, Poundsterling Layak Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah alotnya proses pembuatan proposal Brexit di internal Inggris, kabar bagus datang dari indikator ekonomi negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Sektor manufaktur Inggris menunjukkan ekspansi tertinggi dalam satu tahun terakhir, yang membuat kurs poundsterling memantapkan posisi di zona hijau jelang dibukanya perdagangan sesi AS.

Pada Senin (1/4/19) pukul 18:30 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,1308 atau menguat sekitar 0,6%, mengutip kuotasi MetaTrader 5.

ISH Markit menjadi institusi yang melaporkan data aktivitas manufaktur tersebut. Dengan angka indeks 50 yang menjadi ambang batas antara ekspansi dan kontraksi, indeks aktivitas manufaktur Inggris dirilis sebesar 55,1 untuk bulan Maret, naik dari bulan sebelumnya sebesar 52,1. Rilis data di bulan Maret tersebut menjadi yang tertinggi, persis satu tahun lalu sejak Maret 2018.


Angka indeks di atas 50 berarti ekspansi atau peningkatan aktivitas sementara di bawah 50 berarti kontraksi atau penurunan aktivitas.

Kuatnya perekonomian Inggris memang sudah sejak lama berembus, bahkan diakui oleh Bank of England (BOE) hingga menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,75% pada Agustus tahun lalu.

Hal itu juga yang membuat analis valas dari Canadian Imperial Bank of Commerce (CIBC) memprediksi poundsterling akan menguat ke level US$ 1,34 di kuartal-II tahun ini, meski terjadi Brexit.

Satu-satunya yang mengganjal penguatan poundsterling adalah ketidakpastian proposal Brexit Inggris. Perdana Menteri, Theresa May, telah mengalami hattrick atau tiga kali kekalahan saat mengajukan proposal di Parlemen Inggris.

Di sisi lain, delapan proposal alternatif yang dibuat Parlemen Inggris pada pekan lalu, tidak satupun yang berhasil meraih suara mayoritas saat voting dilakukan.

Sesuai kesepakatan dengan Uni Eropa jika PM May kalah ketiga kalinya, maka Brexit harus dilakukan pada 12 April, dan kemungkinan besar Inggris akan keluar tanpa kesepakatan apapun atau hard Brexit.

Hard Brexit dikhawatirkan akan membawa ekonomi Inggris ke dalam resesi, meski sampai saat ini kinerja ekonominya masih bagus.

Kabar terakhir dari Inggris menyebutkan jika PM May berusaha mengajukan proposal yang baru, sementara Parlemen Inggris akan membuat proposal alternatif lagi pada hari Senin waktu setempat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Uo28G4

April 02, 2019 at 02:05AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Manufaktur Inggris Cetak Rekor, Poundsterling Layak Menguat"

Post a Comment

Powered by Blogger.